Adriani Sukmoro

Ever Onward

oct-9-ever-onward-1_orig
oct-9-ever-onward-2_orig

Pesta olahraga Asia (Asian Games) baru saja berakhir kemarin, 8 Oktober 2023. Cina bertindak sebagai tuan rumah pesta olahraga Asia ke-19 itu, yang diikuti 45 negara Asia.

Saat pembentukan Federasi Asian Games tahun 1949, Guru Dutt Sondhi, pendiri federasi tersebut, mengusulkan motto Ever Onward untuk Asian Games. Motto yang bermakna ‘Maju Terus’ itu menjadi penyemangat para atlet Asia untuk siap berkompetisi walau berbagai rintangan dihadapi.

Pesta Empat Tahun Sekali

Asian Games diadakan empat tahun sekali. Asian Games pertama diadakan tahun 1951 di India. Menurut catatan media, Indonesia mengajukan proposal menjadi tuan rumah Asian Games pertama, dan juga Asian Games kedua; namun keduanya ditolak Federasi Asian Games yang memilih tuan rumah pesta olahraga tersebut melalui sistem voting.

Presiden Soekarno, presiden pertama negeri ini, bertekad menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. Tekad itu terwujud ketika hasil voting Federasi Asian Games menunjukkan suara lebih pada Indonesia dibandingkan pesaingnya Pakistan pada saat pemilihan tuan rumah Asian Games keempat tahun 1962.

Kesiapan Tuan Rumah

Menjadi tuan rumah Asian Games memerlukan dana besar dan persiapan matang: stadion olahraga yang memadai untuk pertandingan berbagai cabang olahraga, akomodasi para atlet yang layak huni, dan kemudahan akses informasi guna pemberitaan bagi seluruh negara yang berkepentingan.

Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pertama kali setelah tujuh belas tahun usia kemerdekaan. Keadaan ekonomi negeri sebenarnya kurang mendukung di masa itu. Tapi Presiden Soekarno melihat sisi lain dari Asian Games. Kesuksesan penyelenggaraan pesta olahraga itu akan menaikkan martabat bangsa. Rasa bangga akan kemampuan negeri menjadi tuan rumah akan mengisi jiwa masyarakat negeri ini.

Presiden Soekarno pun memimpin langsung pembangunan infrastruktur perhelatan Asian Games dalam kurun waktu empat tahun sejak terpilih sebagai tuan rumah pesta olahraga tersebut: kompleks olahraga yang sekarang dinamakan kompleks Gelora Bung Karno (kompleks GBK), Stadion Utama Senayan yang sekarang dinamakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (Stadion GBK), Istana Olahraga Senayan (Istora), serta kolam renang berkapasitas 8.000 penonton. Stadion Utama Senayan menjadi stadion terbesar di Asia kala itu.

Jalan-jalan protokol dilebarkan dan diperbaiki. Hotel Indonesia yang megah pada zamannya dibangun, hingga pendirian Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang dimaksudkan untuk menyiarkan berita tentang Asian Games keempat itu.

Tak hanya sampai di situ. Monumen Selamat Datang didirikan tepat di tengah bundaran air mancur yang sekarang disebut sebagai Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI). Monumen ini pertanda keramahan bangsa Indonesia menyambut para peserta pesta olahraga Asian Games.

Kesemua pembangunan besar itu selesai pada waktunya. Suatu prestasi dan hasil kerja keras tim yang mengerjakan proyek yang mengharumkan nama bangsa. Penyelenggaran Asian Games keempat tahun 1962 itu berjalan sukses.

Energy of Asia

Ketika mendengar berita bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018, saya merasa senang dan bangga. Berita itu berita besar, bukan hanya bagi para atlet negeri ini, tapi juga bagi masyarakat luas. Sudah 56 tahun berlalu sejak Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pertama kali.

Kemampuan menjadi tuan rumah Asian Games sungguh suatu prestise. Dari negara-negara ASEAN, hanya Indonesia dan Thailand yang pernah ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games. Vietnam seyogianya mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018, namun kondisi ekonomi negeri memaksa negara itu mengundurkan diri. Indonesia pun segera melobi mengambil alih kesempatan yang dilepas Vietnam. Pakistan, negara pesaing Indonesia dalam pemilihan tuan rumah Asian Games ke-4, hingga saat ini belum pernah mendapat kesempatan itu.

Panitia menetapkan Energy of Asia sebagai slogan Asian Games 2018. Slogan itu dimaknai sebagai momentum kebangkitan kembali dunia olahraga Indonesia di level internasional. Para atlet negeri mempunyai kesempatan besar untuk meraih medali dalam pesta olahraga itu. Tuan rumah penyelenggara Asian Games diberi mandat untuk menentukan cabang olahraga yang dipertandingkan. Tentu saja Indonesia, sebagai tuan rumah, memilih cabang olahraga yang para atletnya dianggap memiliki kesempatan mendapatkan medali.

Jokowi Naik Motor

Saya tak melewatkan kesempatan untuk menyaksikan secara langsung berbagai kegiatan Asian Games 2018. Kaus bertema Asian Games dikenakan setiap kali hadir di kompleks GBK, seperti banyak penonton lainnya yang melakukan hal sama. Toko-toko ramai menjajakan kaus dan pernak pernik Asian Games selama pesta olahraga itu berlangsung.

 Tiket acara pembukaan Asian Games sudah di tangan. Walau nomor tempat duduk tertera di tiket, tetap saja datang lebih awal dan nongkrong di FX Sudirman, pusat perbelanjaan yang letaknya dekat kompleks GBK.

Acara pembukaan Asian Games ke-18 berlangsung semarak. Mulai dari tarian pembukaan, parade kontingen negara peserta, hingga saat layar lebar menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berangkat dari Istana Bogor dengan menggunakan mobil dinas kepresidenan lengkap dengan pengawalan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Penonton dalam stadion pun menyimak layar raksasa dengan saksama. Terlihat iring-iringan Presiden Jokowi terjebak kemacetan akibat banyak orang yang berbondong-bondong menuju Stadion GBK. Presiden Jokowi memutuskan menaiki motor salah seorang Paspampres demi mengatasi kemacetan. Dengan motornya Presiden Jokowi melalui beberapa rintangan, melintasi jalan kecil, hingga akhirnya tiba di Stadion GBK, tempat acara pembukaan Asian Games berlangsung.

Riuh rendah suara penonton dalam stadion menggema menjadi gegap gempita ketika sosok Presiden Jokowi yang mengendarai sepeda motor masuk ke dalam. Penonton meneriakkan namanya saat beliau menghentikan motornya sejenak dan melambaikan tangan kepada penonton yang hadir dalam stadion. Presiden Jokowi dan motornya masuk ke salah satu pintu stadion, tak lama kemudian beliau muncul dari dalam lift di podium khusus.

Aksi naik motor Presiden Jokowi itu sungguh memukau, menjadikannya perbincangan di media, termasuk media luar negeri. Walau aksi naik motor itu sebenarnya dilakukan stuntman, tapi kesediaan seorang Presiden tampil dalam video teatrikal itu dihargai kalangan luas.

Penampilan beberapa penyanyi, khususnya Via Vallen, semakin memeriahkan suasana. Lagu Meraih Bintang yang dibawakannya sudah disebarluaskan sebelum acara pembukaan. Penonton jadi bisa ikut bernyanyi bersama Via Vallen, terus fokus ke satu titik untuk meraih bintang… Acara pembukaan pesta olahraga itu pun dilengkapi dengan pesta kembang api.

Mengejar Atung, Kaka, dan Bhin-bin

Maskot pesta olahraga Asian Games mulai diperkenalkan tahun 1982 saat India menjadi tuan rumah. Sejak itu setiap tuan rumah Asian Games menetapkan maskot yang berupa karakter fiksi berbentuk boneka, yang berhubungan dengan warisan budaya negara penyelenggara. Maskot digunakan untuk membantu memperkenalkan Asian Games kepada generasi muda. Appu, boneka gajah, dipilih India sebagai maskot tahun 1982, menjadikannya maskot pertama Asian Games.

Saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018, tiga karakter fiksi dipilih sebagai maskot: Bhin Bhin, Atung, Kaka; yang merupakan singkatan dari Bhinneka Tunggal Ika.

Ketiga karakter fiksi itu dipilih untuk mencerminkan keberagaman bumi pertiwi: tiga hewan yang berasal dari daerah berbeda di tanah air.

  • Bhin Bhin merepresentasikan burung Cenderawasih yang ditemukan di Papua. Boneka itu mengenakan rompi dengan motif Asmat (Papua).
  • Atung merepresentasikan rusa Bawean yang hanya terdapat di Pulau Bawean. Pulau itu terletak di tengah Laut Jawa, masuk dalam provinsi Jawa Timur. Boneka itu mengenakan sarung dengan motif batik tumpal, batik Betawi (DKI Jakarta).
  • Kaka merepresentasikan badak bercula satu yang hidup di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa). Boneka itu mengenakan motif pakaian Palembang dengan pola bunga (Sumatera Selatan).

Burung Cenderawasih, rusa Bawean, dan badak bercula satu terancam punah. Mengangkat mereka sebagai maskot menjadi pengingat pentingnya melestarikan hewan-hewan tersebut.

Maskot Bhin Bhin, Atung, Kaka sudah diperkenalkan sebelum hari H perhelatan Asian Games. Namun, kesadaran masyarakat akan kehadiran maskot itu baru terpicu setelah semarak pembukaan Asian Games. Maka, berbondong-bondonglah masyarakat membeli Bhin Bhin, Atung, Kaka; menjadikannya kenang-kenangan dari pesta olahraga negara-negara Asia yang diadakan di Indonesia.

Minat besar terhadap Bhin Bhin, Atung, Kaka membuat stok yang tersedia tak mencukupi. Akibatnya, masyarakat rela antri sejak pagi hari sebelum jam buka toko penjual pernak pernik Asian Games yang berada di kompleks GBK. Saya pun tak ketinggalan, ikut mengejar pembelian Bhin Bhin, Atung, Kaka. Beruntung membelinya di hari kelima penyelenggaraan Asian Games ke-18, dan sudah antri sebelum toko buka. Mereka yang baru berniat membeli menjelang akhir Asian Games yang berlangsung selama dua minggu, tak berhasil memiliki maskot Bhin Bhin, Atung, Kaka.

Menonton Bersama Jokowi

Dari empat puluh cabang olahraga yang dipertandingkan, saya memilih menyaksikan pertandingan final bulu tangkis beregu secara langsung di Istora Senayan. Tim beregu putra Indonesia berhasil masuk final. Saya mendapat tiket VIP, duduk di bangku penonton di area VIP beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Tak lama kemudian terlihat beberapa petugas menyisir area sekitar VIP. Lalu ada suara-suara yang mengatakan, Presiden Jokowi akan hadir menyaksikan pertandingan final bulu tangkis beregu.

Ternyata betul… Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana muncul di Istora Senayan, duduk di bagian depan area VIP. Walau tim beregu putra Indonesia gagal mengalahkan Cina di pertandingan final, tapi saya cukup terhibur bisa duduk dalam rentang jarak yang dekat dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana. Pengawalan ketat tak memungkinkan penonton umum mendekatinya, apalagi beliau meninggalkan stadion tak lama setelah pemain tunggal pertama, Anthony Ginting, menderita kram kaki dan kalah.

Saya kembali menyaksikan pertandingan final bulu tangkis perorangan. Jonatan Christie berhasil masuk final, mewakili Indonesia. Walau hari kerja, penonton memenuhi Istora Senayan. Namun kali ini Presiden Jokowi tidak hadir di Istora Senayan.

Jonatan Christie bertemu dengan Chou Tien Chen dari Taiwan di babak final. Pertandingan menegangkan penonton yang tentunya memberi dukungan pada pemain negeri sendiri. Jonatan Christie berhasil meraih medali emas, mengalahkan Chou Tien Chen dengan rubber set. Kemenangan Jonatan Christie menjadi perbincangan selama beberapa hari setelah kemenangannya, terutama karena aksi bertelanjang dada yang dilakukannya.

Saksi Sejarah

Saya kembali hadir di acara penutupan Asian Games, yang tak kalah meriah dengan acara pembukaannya. Penampilan Jack Ma di panggung semakin memeriahkan acara penutupan itu. Jack Ma pengusaha sukses dari Cina, pendiri Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Cina. Namanya muncul di majalah Forbes dan tercatat sebagai miliarder dunia. Malam itu Jack Ma tampil di panggung bersama beberapa wakil Cina, sejalan dengan terpilihnya Cina sebagai tuan rumah Asian Games berikutnya, Asian Games ke-19 tahun 2023.

Namun Jack Ma sama sekali tak tampil dalam perhelatan Asian Games ke-19 di Cina tahun ini. Jack Ma mengkritik pemerintah Cina dalam konferensi keuangan Bund Summit di Shanghai bulan Oktober 2020, mengakibatkan pemerintah Cina meradang. Kasus itu mungkin membuatnya tak dianggap pantas tampil lagi.

Ketika menghadiri kegiatan Asian Games ke-18, saya telah menyertakan diri menjadi saksi sejarah kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga Asia. Belum tahu kapan lagi Indonesia mampu melakukan hal yang sama.