Manusia melakukan sesuatu didorong oleh motivasi tertentu. Terlihat dari seorang atlet yang giat berlatih karena ingin menjuarai pertandingan. Seorang pelajar ngebut mengerjakan skripsi karena ingin segera meraih gelar kesarjanaan. Seorang pedagang online memastikan barang produksi rumahan yang dihasilkannya terkirim dengan rapi dan tepat waktu guna memuaskan pelanggan dan terjadi pembelian ulang (repetitive order). Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, meraih hal-hal yang diinginkan.
Teori Motivasi
Para ahli tertarik menggali dan mendalami perilaku manusia. Penelitian tentang hal-hal yang mendasari perilaku manusia membuat para ahli menghasilkan teori motivasi.
Abraham Maslow, seorang Psikolog Amerika Serikat, mengeluarkan teori motivasi berjudul A Theory of Human Motivation, yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Review tahun 1943. Teori itu mengenalkan hierarki kebutuhan manusia, perilaku manusia didasari motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Jika kebutuhan di hierarki bawah telah terpenuhi, manusia akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan di hierarki selanjutnya.
Motivasi karyawan dalam dunia kerja digali Frederick Herzberg, Psikolog Amerika Serikat, yang mengeluarkan Two-Factor Theory tahun 1959. Psikolog Amerika Serikat lainnya, Edward Deci dan Richard Ryan, mengeluarkan Self-Determination Theory tahun 1985. Teori itu berbicara tentang otonomi, kompetensi, dan keterkaitan (relatedness) dalam dunia kerja.
Beberapa teori motivasi lainnya dikeluarkan para ahli, seperti Expectancy Theory dari Victor Vroom, Drive Reduction Theory dari Clark Hull, Cognitive Dissonance Theory dari Leon Festinger, Self-Efficacy Theory dari Albert Bandura.
Teori motivasi yang cukup menarik, Achievement Motivation Theory, ditulis David Mclelland tahun 1961 dalam bukunya The Achieving Society. Teori itu menarik karena mengulas tentang kebutuhan berprestasi (mencapai tujuan pribadi), berafiliasi (membangun hubungan dengan orang lain), dan memiliki kekuasaan (memiliki pengaruh terhadap orang lain).
Prestasi
Kebutuhan manusia untuk dikenal dan dihargai dilakukan dengan berbagai cara. Sebagian besar dikenal dan dihargai berkat prestasinya. Seperti Marie Curie, yang cinta pada dunia keilmuan. Ia menghabiskan banyak waktu di laboratorium, bermotivasi tinggi melakukan penelitian. Penelitiannya menghasilkan beberapa penemuan ilmiah.
Marie Curie diberi penghargaan Nobel Prize bidang fisika tahun 1903, untuk penelitian tentang fenomena radiasi. Ia kembali diberi penghargaan Nobel Prize tahun 1911 untuk penemuan radium dan polonium, keduanya unsur radioaktif. Penemuan radioaktif memberi kontribusi besar bagi dunia. Banyak kegunaannya, termasuk pengobatan kanker.
Prestasi Marie Curie itu membuat orang mengenal dan menghargainya sebagai ilmuwan yang memiliki keingintahuan tinggi (intellectual curiosity), meningkatkan kesehatan manusia, dan memberi dampak positif bagi dunia.
Namun ada juga orang yang melakukan hal tak pantas untuk mengejar prestasi. Seperti Ben Johnson, atlet pelari cepat (sprinter) Kanada, yang menggunakan obat keras steroid untuk meningkatkan kecepatan lari. Ia berhasil memenangkan lomba lari 100 meter di Olimpiade 1988. Namun medali emasnya dicopot setelah terbukti positif menggunakan steroid yang dilarang digunakan atlet. Ben Johnson yang semula dielu-elukan sebagai atlet kebanggaan Kanada, kehilangan nama baiknya dan tak dihargai lagi.
Hal yang tak patut ditiru lainnya dilakukan seorang jurnalis. Bisa menjadi jurnalis New York Times menjadi impian banyak penulis berita di Amerika Serikat. New York Times merupakan surat kabar harian pagi yang diterbitkan di kota New York; tercatat sebagai salah satu surat kabar terbesar di dunia.
Jayson Blair mendapat kesempatan magang di New York Times tahun 1998. Setahun kemudian ia diterima sebagai salah satu jurnalis di surat kabar itu. Keberuntungannya diterima bekerja di surat kabar ternama itu tak membuatnya tekun bekerja. Ia justru melakukan fraud (kecurangan) dan plagiarisme: menulis berita berdasarkan berita yang ditulis orang lain, tanpa pernah menyebutkan sumber informasi tulisan yang dikutipnya. Bahkan ia berbohong, seolah-olah mewawancarai narasumber yang berada di tempat tertentu, sementara ia tak pernah berada di sana, dan tak pernah berbicara dengan narasumber tersebut. Ia juga berani menulis hal-hal yang tak pernah terjadi, sehingga berita hasil tulisannya hanyalah berita bohong.
Tim investigasi menemukan, tiga puluh enam dari tujuh puluh tiga artikel yang ditulis Jayson Blair adalah hasil rekayasa pikirannya, bukan kejadian aktual. Jayson Blair juga membuat laporan biaya perjalanan palsu, guna mendukung berita yang ditulisnya, seolah-olah ia melakukan perjalanan dinas ke tempat sumber beritanya. Padahal ia berada di rumahnya di Brooklyn, New York; tak pernah mengunjungi tempat tadi.
Tim investigasi juga menemukan, Jayson Blair tak menamatkan kuliahnya di University of Maryland. Petinggi New York Times yang merekrutnya lalai melakukan validasi ke universitas tersebut, mereka percaya pada keterangan Jayson Blair yang mengaku telah menyelesaikan kuliah ketika kembali melamar setelah pernah menjalani program magang di surat kabar tersebut.
Kasus Jayson Blair mengguncang dunia jurnalistik saat itu. Ia kehilangan kesempatan memupuk karier di bidang yang disukainya. Namanya diingat dalam dunia jurnalistik, diingat bukan karena prestasinya, tapi karena ia seorang pembohong.
Siapa Kamu?
Wajar jika manusia ingin dikenal dan dihargai. Motivasi yang mendasarinya bisa beragam: mencari validasi atas eksistensi, menciptakan rasa layak dan diterima lingkungan, jalan untuk memajukan karier, meningkatkan pengaruh dalam hubungan sosial, mendapat keuntungan finansial, meningkatkan status diri dalam kehidupan sosial, dan lain-lain.
Apapun motivasi yang mendorong seseorang untuk dikenal dan dihargai, bagaimana cara orang tersebut mencapainya menggambarkan siapa dia sesungguhnya. Seorang yang mengembangkan anggota tim untuk meneruskan tampuk kepemimpinan, akan dihargai sebagai atasan yang memberi kontribusi positif dalam perusahaan. Seorang yang mendorong usaha rumahan dengan memberi pelatihan pada ibu-ibu rumah tangga di pedesaan, akan dihargai sebagai kontributor sosial dalam peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat desa.
Seseorang akan dikenal dan dihargai berkat pencapaiannya, prestasinya, kontribusinya, dan dampak positif yang diberikan. Seorang yang berpura-pura melakukan sesuatu demi pencitraan; ia bukanlah dirinya yang sebenarnya. Seorang yang tampil sebagai sosok tertentu karena tuntutan orang lain atau karena kepentingan tertentu, tak bisa menjadi dirinya sendiri. Jika seseorang secara terus menerus menjadi orang lain, melakukan pencitraan tanpa henti, kemungkinan besar ia akan lelah, dan bisa berakibat pada kesehatan fisik dan mental. Atau menjadi terpuruk ketika kepura-puraannya terbongkar, orang melihat motivasi terselubung di balik tindakannya.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri membantu seseorang mengenali diri sendiri dan siapa dia sesungguhnya. Esensi “siapa diri sesungguhnya” bisa memusatkan fokus pada kelebihan diri, membangun motivasi untuk mencapai prestasi di bidang yang didukung oleh kelebihannya itu.
Remember Me!
Bayang-bayang terbentuk saat cahaya terhalang sesuatu benda atau obyek. Ketika cahaya yang merambat dalam garis lurus terhalang oleh pohon yang berdiri di atas tanah, bayangan pohon itu pun terbentuk. Pohon yang tumbuh dengan akar kokoh, berdiri tegak dengan batang kuat, dahan menjulur, dan daun rindang; akan membentuk bayangan pohon yang terlihat seperti apa adanya.
Begitu pula dengan manusia. Bayangan diri seseorang sesuai dengan dirinya sesungguhnya. Diri sesungguhnya ini terbentuk dari karakternya, bagaimana orang itu memilih kegiatan atau aktivitas yang dilakukannya, hubungan dengan orang lain, kepedulian sosial, memenuhi tanggung jawabnya, dan lain-lain.
Di zaman kemajuan teknologi ini, dorongan untuk menampilkan kehebatan diri membuat orang menampilkan berbagai hal yang dianggap bisa menguatkan (affirmation) dan validasi kehebatannya di media sosial. Sering kali kehebatan itu dihubungkan dengan kepemilikan: barang-barang bermerek, koleksi barang-barang mahal atau langka, rumah mewah, mobil mewah, ‘motor gede’ atau motor mewah lainnya, bahkan pamer uang tunai yang dimiliki. Flexing, istilah yang digunakan untuk kecenderungan pamer kekayaan. Flexing sering dilalukan oleh vlogger maupun content creator untuk membuat content video yang banyak tersebar di platform digital.
Flexing sering menampilkan gaya hidup yang gampang mendapatkan uang. Namun, diri sesungguhnya dari orang-orang yang terjebak dalam lingkaran flexing, bisa saja tak sesuai dengan apa yang digambarkannya. Ada yang mendapatkan uang dengan cara tak pantas: melakukan bisnis terlarang, menipu orang lain demi keuntungan finansial, bahkan ada yang melakukan prostitusi.
Pertanyaan “siapa kamu”, dan “ingin diingat sebagai apa dirimu”; mungkin bisa memberi kesadaran, bahwa tak perlu menjadi orang lain dalam perjalanan membangun diri. Be yourself, pepatah yang sering terdengar, mendorong seseorang percaya diri untuk menjadi diri sendiri. Akan lebih baik lagi jika pepatah itu disempurnakan menjadi be yourself, but always your better self. Tak hanya menjadi diri sendiri, tapi menjadi pribadi yang terus berusaha lebih baik. Bayangan diri akan terlihat baik dengan sendirinya jika seseorang berusaha melakukan versi terbaik dari dirinya.
Setiap orang meninggalkan jejak dirinya saat jarum jam berputar. Apa yang dilakukannya selama jarum jam berputar, secara perlahan tapi pasti, orang itu membangun gambaran dirinya.
Pepatah mengatakan, there is no time like the present to start being the person you want to be remembered. Jarum jam pasti berputar ke arah kanan, tak akan pernah kembali ke titik sebelumnya. Karena itu, jangan menunda, jalani hidup dan lakukan kegiatan membangun diri menjadi seperti apa dirimu ingin dikenal, dihargai, dan dikenang.