

Saya dan beberapa kolega yang tergabung dalam Human Resources Director Forum (HRDF) menulis buku di tahun 2021. Buku itu tentang kepemimpinan di era yang terus berubah, diberi judul Berubah Atau Punah. Buku itu diterbitkan Penerbit Buku Kompas, bagian dari grup Kompas Gramedia yang menjadi pemimpin pasar di bidangnya.
Para penulis buku beramai-ramai mengenalkan buku itu kepada masyarakat melalui media sosial masing-masing. Ditampilkan di LinkedIn, Instagram, Twitter, Facebook, hingga beberapa workshop. Saya tak bisa meniru apa yang dilakukan rekan-rekan penulis itu, saya tidak memiliki akun Instagram, Twitter, Facebook. Memang sengaja tak membuat akun media sosial karena merasa kurang nyaman mem-posting berbagai kegiatan yang bersifat pribadi. Tapi saya merasa wajib turut mengenalkan buku itu kepada khalayak ramai. Bagaimana caranya?
Pesan Blog
Menulis memberi kesempatan kepada penulis untuk menggali pemikiran. Kata-kata dan kalimat yang ditulis mengandung kekuatan tersendiri. Tulisan menjadi rekaman pengetahuan atau data atau informasi, yang bisa dibagi kepada pembacanya.
Menulis menjadi hobi sejak saya duduk di Sekolah Menengah. Ada dorongan untuk menulis, terutama di saat menunggu: menunggu di ruang praktik dokter, menunggu keberangkatan di lounge penerbangan udara, dan berbagai situasi luang.
Ketidaktertarikan memiliki Instagram, Twitter, dan Facebook membuat ide lain muncul. Mengapa tidak membuat blog? Blog bisa menjadi sarana menyampaikan pesan. Jika memiliki blog, saya bisa menulis tentang penerbitan buku Berubah Atau Punah, turut berpartisipasi mengenalkan buku itu kepada masyarakat seperti rekan-rekan penulis lainnya.
Tangan pun mulai mengetik di komputer, melahirkan tulisan pertama. Dibantu putri bungsu yang menyiapkan wadah blog, tulisan pertama siap di-posting di blog. Saat itu bulan Desember 2021. Kapan sebaiknya launching blog pribadi itu agar mudah diingat?
Seorang anggota keluarga lahir tanggal 16 Desember 2021 waktu Amerika bagian Barat, 17 Desember pagi waktu Indonesia Barat. Ia dipanggil dengan nama kecil Little Bill. Ide pun muncul. Akan gampang diingat jika blog diluncurkan pada tanggal yang sama dengan tanggal kelahiran Little Bill. Maka, di hari Jum’at 17 Desember 2021, muncullah blog dengan profil yang menyampaikan pesan: buku adalah jendela dunia; hobi bacanya meinginspirasi Adriani untuk menulis pengalaman profesionalnya serta seputar kehidupan di blog.
Belajar Dari Menulis Blog
Bila sedang memperhatikan sesuatu, atau ketika pikiran menganalisa sesuatu, kata-kata di dalam kepala terangkai dalam kalimat, seolah terjadi pembicaraan di dalam kepala tentang sesuatu itu. Jika dulu pemikiran di dalam kepala berhenti dan hilang saat ada kegiatan lain yang menyita waktu dan perhatian, kehadiran blog membuat pemikiran tadi bisa muncul kembali. Blog membuat pemiliknya duduk di depan komputer dengan tenang, fokus, konsentrasi penuh, dan menumpahkan isi pikiran tadi ke dalam tulisan.
Pengalaman bekerja di industri finansial dan lembaga pemerintah lebih dari tiga puluh tahun, berada dalam jaringan profesional berpuluh tahun, kesempatan bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan, waktu yang digunakan menjelajah pelosok negeri dan manca negara, pengamatan sosial dan lingkungan, dan berbagai aspek lainnya; membuat saya menulis banyak hal: leadership, teamwork, employee engagement, places, disrupsi, motivasi, sosial budaya, pemberdayaan perempuan, negeri Paman Sam, renungan.
Menulis berbagai hal di atas dalam blog memberi saya kesempatan untuk membagi pengalaman dan keahlian kepada khalayak umum, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Lebih jauh lagi, tanpa saya sadari, menulis di blog memberi manfaat tersendiri bagi saya pribadi. Saya merasakan kemampuan menulis yang semakin baik. Diri menjadi terlatih, menemukan cara untuk menyampaikan pesan secara jelas dan mengena.
Disiplin
Ada dua sisi dari memiliki blog: menulis pengalaman dan keahlian untuk dibaca orang lain, atau menulis untuk menyalurkan pemikiran dan berbagi pengalaman (tanpa terlalu pusing memikirkan apakah blog dibaca orang lain atau tidak).
Bila tujuan dari blogger semata karena ingin tulisannya dibaca orang lain, ia bisa terjebak dalam situasi memaksakan diri. Blogger itu juga bisa merasa tertekan bila tidak banyak yang membaca blog-nya. Padahal blog itu seyogianya menjadi wadah positif: memberi kesempatan berbagi tanpa biaya bagi pembaca dan tanpa beban bagi penulis.
Saya lebih menekankan kedisiplinan dalam menulis blog, tak terlalu memikirkan berapa orang yang telah membaca tulisan di blog. Kedisiplinan itu dalam wujud menerbitkan tulisan dalam blog sekali dalam seminggu; blog pun menjadi aktif secara konsisten. Kedisiplinan sedemikian membuat blogger membangun kehadirannya secara online.
Keseimbangan
Ketika memulai menulis blog, tak pernah terpikir bahwa blog itu menjadi alat penyeimbang. Hingga saat seorang anggota keluarga terserang penyakit di bulan Maret 2023, yang membuat saya harus menangani dan mendampinginya secara full time setiap hari. Pekerjaan yang tidak ringan, dituntut kekuatan fisik dan mental selama proses pemulihan kesehatan anggota keluarga tersebut.
Selama beberapa minggu sejak musibah terjadi, saya tak mampu menulis. Pikiran kalut akibat keterkejutan akan situasi baru yang tidak nyaman. Secara perlahan, kekuatan mental yang sedang diuji itu mencari jalan keseimbangan.
Sebagai seorang yang gemar menulis, keseimbangan saya dapatkan melalui menulis. Menulis hal-hal positif membuat kekalutan dibawa ke arah positif. Otak diasah lagi, perlu banyak membaca referensi ketika menulis suatu topik untuk blog. Jiwa juga seolah jadi menyala, keinginan berbagi pengalaman dan keahlian hidup kembali. Pembelajaran luar biasa, blog menjadi wadah terapi, pendorong kesehatan mental. Kehadiran blog tahun 2021 ternyata membawa manfaat besar ketika sedang dalam musibah.
Hari ini, 17 Desember 2024, blog ini telah hadir secara online selama tiga tahun. Pada saat yang sama, Little Bill merayakan hari ulang tahunnya yang ketiga di Everett, negara bagian Washington, Amerika Serikat.