

What happens in Vegas, stays in Vegas. Slogan itu digunakan dalam kampanye mempopulerkan kota Las Vegas yang terletak di negara bagian Nevada, Amerika Serikat. Slogan disebarluaskan oleh Departemen Turisme Las Vegas tahun 2003, dan berhasil menarik perhatian warga Amerika. Saking populernya, slogan itu ditampilkan di Madison Avenue Advertising Walk of Fame di New York.
Slogan itu menggambarkan kebebasan yang dialami pengunjung Las Vegas saat berjudi dan menikmati hiburan di sana. Las Vegas memang dikenal sebagai kota judi dan kota berbagai atraksi hiburan.
Menikah di Las Vegas
Keingintahuan akan Las Vegas besar. Kota itu selalu muncul dalam berbagai berita media dan dalam film yang ditonton. Seperti ketika berita pernikahan Bruce Willis dan Demi Moore diumumkan. Mereka menikah di Las Vegas bulan November 1987. Berita yang cukup menghebohkan kala itu, tak pernah terdengar keduanya membina hubungan. Ternyata memang pernikahan mendadak, mereka baru saling mengenal selama empat bulan.
Banyak warga yang menikah di Las Vegas. Kemudahan proses pernikahan di kota itu menarik pasangan muda untuk menikah di sana. Tidak banyak dokumen yang harus dilengkapi sebagai persyaratan pernikahan, tak ada waktu tunggu (bisa langsung menikah di hari pendaftaran), tak perlu melakukan tes darah (yang menjadi keharusan di banyak tempat lain di Amerika). The Clark County Court House, pengadilan yang mengesahkan pernikahan di Las Vegas, buka setiap hari; mampu mengeluarkan sertifikat perkawinan dalam waktu 20 menit dengan biaya murah.
Kemudahan itulah yang terlihat dalam episode The One in Vegas dari komedi situasi televisi (sitcom) Friends. Kisahnya bermula ketika segenap pemeran Friends berlibur ke Las Vegas. Dalam keadaan mabuk, Rachel Green (diperankan Jennifer Aniston) menikah dengan Ross Geller (diperankan David Schwimmer) di Las Vegas. Pernikahan yang tak direncanakan, yang membuat teman-teman mereka dalam sitcom dan para penonton serial itu terkejut.
Manggung di Las Vegas
Hiburan malam kurang lengkap tanpa penampilan penyanyi di panggung. Banyak penyanyi terkenal yang dikontrak untuk tampil di berbagai hotel di Las Vegas, yang biasanya sekaligus menyediakan tempat judi.
Di tahun 1940-an muncul konsep residensi musikal (concert residency), dipelopori pianis dan penyanyi Liberace. Ia mengadakan serangkaian konser di satu lokasi atau hotel yang sama di Las Vegas. Frank Sinatra, penyanyi terkenal di era 1950-1960an, mengikuti jejak Liberace, mengadakan concert residency di Las Vegas.
Pada awalnya penyanyi yang melakukan concert residency dianggap penyanyi yang kariernya meredup. Di usia yang menua, para penyanyi itu berusaha mendapatkan uang dari kontrak concert residency.
Anggapan itu berubah ketika Celine Dion melakukan concert residency tahun 2003-2007 di The Colosseum, hotel Caesars Palace di Las Vegas. Konser itu sangat sukses, tercatat sebagai penampilan concert residency paling sukses sepanjang masa, menghasilkan ratusan juta dolar Amerika. Celine Dion kembali dikontrak untuk tampil di tempat yang sama tahun 2011-2019, lagi-lagi menghasilkan ratusan juta dolar Amerika. Kesuksesan Celine Dion di kota judi itu membuatnya diberi julukan ‘Ratu Las Vegas’.
Kesuksesan konsep concert residency membuat beberapa penyanyi terkenal seperti Rod Stewart, Shania Twain, Britney Spears, Jennifer Lopez, Adele, dan lain-lain ikut melakukan concert residency di Las Vegas.
Tak hanya penyanyi yang mendapat peluang tampil di Las Vegas. Pesulap tak ketinggalan mendapat kesempatan, pesulap dianggap bagian dari hiburan. Salah satu di antaranya David Copperfield, pesulap kesohor yang mengandalkan teknologi dalam penampilannya. Keberadaan David Copperfield di panggung Las Vegas semakin menambah kepopuleran kota itu sebagai kota hiburan di Amerika.
Shin Lim, seorang pesulap dari Boston, Amerika; mempunyai impian tampil di Las Vegas. Jalannya mencapai impian dimudahkan setelah ia menjadi juara America’s Got Talent tahun 2018, dan kemudian memenangkan America’s Got Talent: The Champions tahun 2019. Shin Lim mendapat kontrak manggung di Palazzo Theatre, The Venetian Resort, di kota Las Vegas.
Welcome to Las Vegas
Saya dan keluarga memanfaatkan masa liburan sekolah tahun 2009 untuk bepergian ke beberapa kota wisata di Amerika. Semua destinasi wisata yang dipilih menawarkan keindahan alam lengkap dengan sejarahnya, kecuali satu kota yang hanya menawarkan hiburan: Las Vegas.
Kepopulerannya menimbulkan keingintahuan, membuat Las Vegas masuk dalam daftar kota yang akan dikunjungi. Pesawat tiba di kota itu malam hari. Lampu bertuliskan Welcome to Las Vegas menyambut di bandar udara internasional Harry Reid.
Saya dan keluarga sengaja menginap di salah satu hotel di Las Vegas Boulevard guna memudahkan penelusuran kota dengan berjalan kaki. Area sepanjang boulevard itu disebut Las Vegas Strip; banyak kasino, hotel, dan resort yang berlokasi di sana, menjadikan kawasan itu area favorit turis.
Begitu turun ke lantai dasar hotel untuk makan malam di luar, saya dan keluarga menemukan berbagai sarana mesin judi. Banyak pengunjung, suasananya ramai, diramaikan suara mesin judi dan para pemain. Terlihat penjaga berpakaian resmi berdiri di sudut-sudut tertentu, mengawasi dengan wajah serius.
Sangat gampang mencari makanan di seputar hotel tempat menginap, dari restoran ekonomis hingga restoran mahal. Begitu pula dengan tempat nongkrong minum, membuat turis bisa memilih sesuai kemampuan.
Malam di Las Vegas dipenuhi cahaya lampu neon. Berbagai nama hotel dan tempat hiburan terpampang dengan jelas. Jalan di malam hari di Las Vegas cukup aman. Beberapa orang yang berpapasan di jalan terlihat bukan penduduk lokal, mereka juga memanfaatkan waktu melihat Las Vegas di malam hari.
Di satu titik, tampak pemandangan Fountains of Bellagio, air mancur terkenal yang mampu menari hingga ketinggian 140 meter lebih (460 feet). Beberapa penyanyi pernah tampil dengan latar Fountains of Bellagio. Salah satu yang paling mengesankan adalah penampilan Britney Spears saat menyanyikan I’m Slave 4 U dalam acara Billboard Music Award tahun 2001. Air mancur Fountains of Bellagio terus menari-nari sepanjang Britney Spears menyanyi di atas panggung yang didirikan di tempat itu, seolah-olah turut menari bersama sang penyanyi.
Setelah beberapa saat menelusuri area turisme, saya dan keluarga berkesimpulan sama: Las Vegas bukan destinasi liburan keluarga saya. Tak ada anggota keluarga yang gemar berjudi. Menonton hiburan kelas dunia bukan pilihan, terlalu mahal, tak sesuai budget. Berbeda dengan keluarga Indonesia yang dikenal putri sulung. Keluarga Indonesia itu sudah lama menetap di negara bagian California. Mereka selalu meluangkan waktu beberapa kali dalam setahun untuk berlibur ke Las Vegas. Di kota itu mereka main judi, dalam batas budget tertentu. Walau tak selalu menang, mereka mengatakan ada keriaan tersendiri saat mengadu untung di meja atau mesin judi.
Keingintahuan akan Las Vegas telah terpenuhi. Jika ada rezeki dan waktu berlibur ke Amerika, sepertinya tak akan kembali ke sana, lebih baik ke tempat wisata lainnya.