Adriani Sukmoro

Holy Night

Menjelang Hari Natal, rumah-rumah kaum Nasrani biasanya dihiasi dengan pohon Natal. Di masa lampau, pohon cemara sengaja dipotong dan dijual untuk dijadikan pohon Natal. Tradisi penggunaan pohon cemara ini konon dimulai di Jerman; keluarga Jerman menempatkan pohon cemara asli di dalam rumah, menghiasinya dengan ornamen menarik guna memeriahkan perayaan Natal. Di masa sekarang, pohon Natal banyak terbuat dari plastik dengan bahan dasar polyvinyl chloride (PVC) dan logam.

Vocal Group

Saat duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah tempat saya menuntut ilmu mengadakan perayaan Natal setiap tahun. Perayaan Natal dilakukan di auditorium universitas setempat, ruang yang bisa menampung guru dan ratusan murid kelas satu hingga kelas tiga sekolah itu.

Perayaan Natal dimulai dengan Misa Natal. Lampu-lampu dipadamkan ketika tiba saatnya menyalakan lilin yang diletakkan di Pohon Natal, diiringi lagu Malam Kudus. Saat itu pohon cemara digunakan sekolah sebagai pohon Natal, pohonnya cukup tinggi, menambah kemegahannya.

Setelah Misa Natal usai, panggung diisi acara hiburan Natal. Di tahun pertama SMA, saya hanya menjadi peserta hadir, mengikuti Misa Natal, kemudian menonton murid-murid lain yang tampil di panggung perayaan Natal.

Namun di tahun kedua SMA, Andi, seorang teman sekelas, mengajak beberapa murid di kelas saya dan kelas lainnya untuk membentuk Vocal Group. Saat itu bulan November, sebulan lagi Natal akan tiba. Andi mengusulkan agar Vocal Grop yang dibentuk akan mengisi perayaan Natal sekolah.

Ajakan Andi segera saja mendapat sambutan. Terbentuklah Vocal Group gabungan beberapa kelas, dimotori Andi. Ia dan beberapa murid laki-laki menjadi pemain gitar, sementara Irvan yang bisa memainkan piano menjadi pengiring piano Vocal Group. Beberapa murid perempuan, termasuk saya, menjadi vokalis. Murid laki-laki yang tak memainkan alat musik, turut berpartisipasi menjadi vokalis.

Ada tiga lagu yang dilatih bersama Vocal Group. Yang paling mengesankan, lagu O Holy Night yang diaransemen sedemikian rupa, cocok dinyanyikan dalam suasana perayaan Natal.

Antusiasme latihan beberapa kali membuat Vocal Group siap tampil di panggung perayaan Natal. Vokalis perempuan memutuskan untuk tampil dalam busana batik, sementara gitaris, pianis, dan vokalis laki-laki memilih memakai baju berwarna polos dan berdasi.

Pandangan dari atas panggung ke arah ratusan penonton, mulai dari guru hingga ratusan murid kelas 1 hingga kelas 3, agak membuat gentar. Untung Andi yang punya kepemimpinan menguatkan, tak menunjukkan ada kepanikan atau demam panggung. Sikap kalemnya menular, membuat anggota Vocal Group bisa tampil dengan baik.

Berpulang

Andi sudah meninggalkan keluarganya, kolega kantornya, dan teman-teman sekolahnya. Sakit yang dideritanya membuat ia berpulang di usia yang masih produktif.

Pikiran segera melayang ke sosok Andi setiap kali mendengar lagu O Holy Night. Lagu ini biasanya diputar di bulan Desember; diputar di pusat perbelanjaan, di gereja, di tempat-tempat dimana ibadah Natal dilangsungkan.

Andi bukan teman sepermainan, ia hanya teman sekelas. Tapi Vocal Group yang dibentuknya, yang tampil dalam beberapa acara sekolah, meninggalkan kesan tersendiri. Andi berhasil membawa murid dari berbagai kelas bekerja sama dalam seni musik, mewakili kelas mereka berpartisipasi di kegiatan sekolah.

O holy night, the stars are brightly shining. Bintang bersinar, mungkin bukan di langit, tapi di dalam kedamaian. Selamat Hari Natal!