Adriani Sukmoro

Leading Across Generation

Di suatu grup WhatsApp, seorang anggota baru diundang bergabung. Anggota baru itu mengatakan, ia senang diundang bergabung karena grup WhatsApp itu anggotanya dari generasi yang lahir atau dibesarkan di era Smartphone. Anggota baru tersebut menunjuk pada rekan anggota yang berusia tiga puluhan, yang mungkin dianggap kekinian. Di hari-hari selanjutnya, anggota baru itu menjadi pasif, tak memberi sumbangsih dalam grup WhatsApp. Sangat berbeda dengan antusiasmenya di awal bergabung. Ada yang menduga, anggota baru itu menyadari kekeliruannya. Ternyata grup WhatsApp itu beranggotakan beragam generasi, tak hanya generasi muda. Ia pun menjadi kurang antusias dan sepenuhnya diam.

Perbedaan Generasi

Kemajuan teknologi membuat perubahan dalam berbagai aspek. Kecepatan dan kemudahan informasi melalui kemajuan teknologi membuat cara bekerja berubah. Jika generasi senior perlu bekerja keras untuk menggali dan mempelajari informasi, generasi muda dengan gampang mendapatkan informasi beserta analisanya dari berbagai sumber media.

Kemudahan ini membuat generasi muda terlihat percaya diri dan mampu mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Akibatnya mereka cenderung melihat generasi senior lamban dalam bekerja, terlalu berhati-hati dalam memutuskan, bahkan cenderung kaku dan birokratis. Kecepatan anak buah bekerja kadang-kadang membuat pemimpin mereka dari generasi senior kurang mempercayai hasil kerja, khawatir akan kualitas pekerjaan generasi muda. Hal ini semakin menjadi karena generasi muda cenderung memiliki rentang perhatian yang kecil, mereka tidak terlalu mendalami detail.

Perkembangan pesat teknologi membuat banyak generasi senior ketinggalan zaman, kurang bisa menyesuaikan kemampuan teknologinya. Hal-hal yang berhubungan dengan teknologi cenderung didelegasikan pada anak buah yang berusia muda. Acap kali hal seperti ini menjadi sorotan karyawan muda, label gagap teknologi (gaptek) pun diberikan pada generasi senior.

Kemudahan yang diciptakan teknologi juga membuat generasi muda bisa tahu kebutuhan tenaga kerja di berbagai tempat, sehingga mereka bisa pindah kerja walau belum lama bergabung dengan perusahaan tempatnya bekerja saat itu. Apalagi kemajuan teknologi membuat mereka bisa mengetahui, dimana teman-temannya sekarang bekerja, dan apa pangkat atau jabatan mereka sekarang. Hal-hal seperti ini bisa memicu generasi muda untuk mendapatkan pangkat atau jabatan seperti teman-teman mereka, tak mau ketinggalan, tanpa mempertimbangkan kedalaman pengalaman dan pengetahuannya. Akibatnya label tidak loyal dan tidak punya komitmen terhadap organisasi tempat bekerja diberikan pada generasi muda masa kini. Label generasi instan pun diberikan, mengingat generasi muda cenderung ingin instan naik ke posisi tinggi, tanpa mempedulikan kebutuhan mengerjakan pekerjaan dasar.

Perbedaan Generasi Mengapa Dipertentangkan?

Perbedaan di atas sebenarnya tidak dapat digeneralisir sebagai sebuah kepastian. Pengalaman yang berbeda di waktu yang berbeda, serta lokasi di mana seseorang bertempat tinggal, membuat masing-masing kelompok generasi terbentuk dalam pola tertentu. Pengaruh teknologi dan cara pendekatan pada berbagai hal pada generasi yang dibesarkan di kota sebesar Jakarta atau Surabaya, tentu berbeda dengan mereka yang hidup di pelosok.

Dalam konteks bekerja di organisasi profit maupun non profit, perbedaan generasi bisa dijembatani. Memahami kecenderungan generasi seperti di atas bisa membantu membangun ‘jembatan’ dalam memimpin beragam generasi. Pendekatan yang dilakukan di masa kini lebih bersifat memberdayakan (empowerment), bukan mengontrol, lebih luwes, dan gerak cepat (agile and speed), mampu mengelola paradoks, mengedepankan growth mindset, smart integrator dan collaborator, serta mampu mengaktivasi tim secara cepat. Tidak kalah penting juga adalah peta pengembangan talenta yang terus berubah.

Dinamika memimpin beragam generasi diulas dalam buku Leading Across Generation yang ditulis tiga belas orang pimpinan bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Ketiga belas pakar SDM ini tergabung dalam Human Resources Directors Forum (HRDF) yang telah berdiri lebih dari sepuluh tahun.

Buku tersebut bermanfaat bagi pimpinan bisnis dan manajer, banyak pengalaman yang dibagi masing-masing penulis, yang bisa dijadikan referensi dalam praktik di perusahaan dan menambah wawasan tentang perbedaan generasi.

Buku itu juga bermanfaat bagi generasi muda, banyak tips pengembangan diri yang dibagikan, yang berdasarkan pengalaman penulis dan pemikiran dari berbagai sudut permasalahan.

Klik tombol di bawah untuk membaca resensi buku Leading Across Generation https://www.kompas.id/baca/buku/2023/02/11/memaknai-perbedaan-generasi-demi-sumber-daya-manusia-yang-lebih-mumpuni.

Buku Leading Across Generation diterbitkan Penerbit Buku Kompas, penerbit yang cukup selektif dalam memproduksi buku di tanah air. Buku ini telah tersedia di toko buku Gramedia dan online platform lainnya.