Film Miracle yang dibintangi Kurt Russel membuat saya tertarik menonton olahraga hoki es. Olahraga itu menuntut gerakan cepat, setiap pemain harus mampu berlari dengan seluncur es sambil membawa puck (keping hoki). Seperti sepak bola, pemain hoki es berjuang mengarahkan puck masuk ke gawang lawan, membuat gol bagi timnya. Kemenangan pertandingan hoki dinilai dari banyaknya gol yang diciptakan.
Edmonton Oilers
Ketika sedang berada di Edmonton, ibukota provinsi Alberta di Kanada, seorang anggota keluarga menawarkan menonton pertandingan hoki es. Tentu saja tawaran saya sambut dengan baik, belum pernah punya pengalaman melihat langsung pertandingan hoki es.
Pertandingan diadakan di Rogers Place, stadion olahraga tertutup yang letaknya di pusat kota Edmonton. Selain digunakan untuk pertandingan olahraga hoki es, stadion itu juga digunakan untuk konser musik dan kegiatan akbar lainnya.
Penonton sudah berdatangan sebelum pertandingan dimulai. Jika menonton pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta bisa tidak kebagian tempat duduk walau tiket sudah di tangan, menonton pertandingan di Rogers Place sangat nyaman. Setiap tiket menunjuk pada nomor tempat duduk yang sudah ditetapkan, sehingga tak berlaku istilah siapa cepat dia dapat, tak ada perebutan tempat duduk.
Tim hoki es tuan rumah, Edmonton Oilers, bertanding melawan tim Winnipeg Jets Roster dari kota Winnipeg hari itu. Walau pertandingan bersifat pemanasan, pre-season game, namun stadion Rogers Place penuh dengan penonton yang mengenakan kaus warna oranye, kostum Edmonton Oilers. Penonton puas hari itu, Edmonton Oilers berhasil menang telak atas Winnipeg Jets Roster.
Olahraga Favorit
Jika World Cup menjadi puncak prestasi kejuaraan sepak bola, dan Super Bowl menjadi ajang kebanggaan kejuaraan sepak bola Amerika, maka National Hockey League (NHL) menjadi puncak kejuaraan hoki es. Dalam rekor prestasi, tim Montreal Canadiens berhasil menjuarai NHL sebanyak 24 kali, prestasi tertinggi sejauh ini.
Jika bulu tangkis menjadi olahraga favorit di Indonesia, hoki es menjadi olahraga favorit di Kanada. Tim putri Kanada menduduki ranking pertama dunia, sementara tim putra Kanada menduduki ranking kedua, kalah dari tim hoki Finlandia yang berhasil menyaingi dan menduduki ranking pertama dunia.
Setiap tim hoki es tentu ingin menjuarai NHL. Perekrutan pemain tak kalah serunya dengan pertandingan itu sendiri. Pemain-pemain andal menjadi incaran klub hoki es. Pemain profesional hoki es mendapat bayaran mahal, seperti halnya pemain sepak bola Amerika dan sepak bola dunia. Edmonton Oilers merekrut Connor Andrew McDavid dan mengontraknya sebesar $100 juta selama delapan tahun sejak 2015. Bayaran yang fantastis, membuat Connor Andrew McDavid menjadi pemain hoki es termahal di dunia.
Tragedi Hoki Es
Pertandingan hoki es memakan waktu enam puluh menit. Ada waktu istirahat setiap dua puluh menit, yang biasanya digunakan petugas untuk meratakan es di lapangan pertandingan, agar mulus ditapaki seluncur es yang dipakai pemain.
Hoki es dianggap sebagai olahraga berbahaya. Olahraga ini dimainkan dalam tempo cepat, selancar es yang digunakan pemain memudahkan pemain “berlari” dari sisi gawangnya ke sisi gawang lawan. Pemain hoki es harus menggunakan perlengkapan yang cukup banyak: helmet, bantalan bahu, dada, dan siku; penutup mulut, sarung tangan, pelindung leher, dan alat-alat pelindung tubuh lainnya.
Kecelakaan fatal hoki es bisa terjadi, seperti musibah saat Sekolah Menengah Brunswick di Greenwich, Connecticut mengadakan pertandingan persahabatan dengan tim hoki es sekolah St Luke dari New Canaan. Salah seorang pemain St Luke terjatuh di lapangan pertandingan, sementara pada saat yang bersamaan seorang pemain Brunswick tak bisa menghentikan gerakan seluncurnya, menyebabkan ia menabrak pemain St Luke tadi. Leher pemain St Luke tersebut terkena seluncur es pemain Brunswick, seluncur es yang tajam itu membuat luka parah di leher pemain St Luke. Operasi yang dilakukan di rumah sakit tak mampu menyelamatkan nyawa remaja itu.
Kecelakaan hoki es ternyata bisa juga menimpa penontonnya. Brittanie Nichole Cecil, seorang penggemar olahraga hoki es, sedang menonton pertandingan antara tim tuan rumah Columbus Blue Jackets melawan tim Calgary Flames di stadion Nationwide Arena di Columbus, Ohio, Amerika Serikat. Ia mendapat tiket pertandingan dari ayahnya, diberikan sebagai hadiah ulang tahunnya ke empat belas. Tak dinyana, puck yang dipukul pemain terlempar ke luar, melampaui batas penghalang, dan mengenai pelipis kiri Brittanie Nichole Cecil. Ia menderita patah tulang di wajahnya, lalu dibawa ke rumah sakit. Hasil CT Scan tak mendeteksi adanya kerusakan di arteri vertebralis, yang menyebabkan pembekuan darah di otak. Brittanie Nichole Cecil meninggal empat puluh delapan jam setelah terkena puck hoki es.
Kerja Sama Tim
Olahraga hoki es dimainkan beberapa orang, bukan olahraga individual. Kerja sama tim menjadi kunci kesuksesan permainan hoki es.
Setiap pemain harus belajar mengenali pemain lainnya dalam tim untuk bisa bekerja sama. Gol yang dicetak merupakan hasil kerja bersama, bukan hanya hasil kerja pemain yang memukul puck ke gawang lawan. Kerja sama tim yang solid merupakan hasil latihan bersama selama berbulan-bulan, sehingga sinergi tim terbentuk. Tim yang solid bisa membuat pemain mengambil keputusan cepat di lapangan: kepada siapa puck akan dipukul, pemain mana yang akan menggiring puck ke gawang lawan.
Untuk membangun kerja sama tim, seorang pelatih hoki es menganjurkan pemainnya untuk beraktivitas bersama di luar lapangan (life outside the rink). Aktivitas bersama di luar lapangan itu akan semakin mendekatkan pemain, menumbuhkan kepercayaan satu sama lain.
Reece Northcutt, seorang murid perempuan berusia sepuluh tahun yang tergabung dalam tim hoki es Whitby Wildcats, memenangkan lomba menulis essay yang diadakan The Ontario Minor Hockey Association. Dalam tulisannya, Reece memaparkan manfaat bergabung dalam tim hoki es. Pada mulanya mereka hanya sekelompok anak-anak yang menjadi pemain hoki es. Namun dalam perjalanan waktu, ia dan pemain lainnya menjadi anggota tim yang bermain hoki dengan sepenuh hati.
Mereka pun menjadi saling mendorong dan menguatkan satu sama lain. Mereka juga belajar mendengarkan pelatih, memastikan datang latihan tepat waktu. Mereka juga belajar saling menghormati, karena mereka tahu selalu ada kemungkinan menang, atau kalah, atau seri dalam pertandingan. Saling menyalahkan karena kekalahan akan membuat tim pecah.
Bagian yang paling mengesankan bagi Reece Northcutt adalah saat mengenakan kostum tim. Kostum tim itu membuat ia merasa bagian dari tim, bagian dari teman-teman pemain yang bekerja sama untuk tujuan yang sama.