Adriani Sukmoro

Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia

Ilmu Psikologi di Indonesia berkembang sejak menjadi fakultas tersendiri di Universitas Indonesia tanggal 1 Juli 1960. Sang pelopor pendiri fakultas Psikologi ini, Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Dr. Hon, menjadi Dekan pertamanya. Ilmu Psikologi berkembang dengan baik di negeri ini, Fakultas Psikologi bisa ditemukan di berbagai universitas di Indonesia.

Penerapan Ilmu

Pengetahuan ilmu Psikologi yang didalami di kampus dirasakan perlu untuk dipraktikkan. Maka lahirlah istilah Psikologi Terapan, yang mengacu pada sisi praktis Psikologi dalam memecahkan masalah sehari-hari, baik yang bersifat individual, kelompok, organisasi, atau korporasi.

Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Dr. Hon, kemudian memprakarsai pendirian Lembaga Psikologi Universitas Indonesia (LPUI) pada 1 Juni 1970, sepuluh tahun setelah berdirinya Fakultas Psikologi di universitas tersebut. Lembaga ini menjadi bagian dari Fakultas Psikologi UI.

Pada awalnya LPUI berorientasi pada layanan seleksi karyawan. Dalam perkembangannya, LPUI pun merambah ke layanan pelatihan bagi organisasi dan korporasi. Nama LPUI sendiri menjadi LPTUI (Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia) setelah tahun 1980, yang menekankan pentingnya penerapan ilmu Psikologi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

Pusat Asesmen

Sejak tahun 1980an, LPTUI dikenal memiliki sistem asesmen yang andal dan bisa dipercaya. Berbagai organisasi dan korporasi menggunakan bantuan LPTUI dalam meng-ases karyawannya untuk berbagai tujuan. Ada yang memanfaatkan jasa LPTUI untuk membangun talent pool, atau rencana suksesi (succession plan), atau uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test), atau asesmen potensi karyawan lainnya.

Ketika perusahaan tempat saya bekerja melakukan seleksi Management Trainee, bantuan LPTUI dalam meng-ases potensi calon Management Trainee pun dibutuhkan. Calon Management Trainee ini adalah para sarjana baru yang sangat minim pengalaman kerjanya, sehingga pengukuran potensi menjadi penting, untuk dikombinasikan dengan pengukuran akademis dan kegiatan keorganisasian.

Demikian pula ketika saya berkarya di lembaga pemerintah, instansi tersebut sedang membangun pemetaan karyawan untuk proses rotasi dan promosi karyawan. Instansi itu pun menggunakan bantuan LPTUI untuk meng-ases karyawannya. Catatan kinerja yang ada dalam instansi disandingkan dengan potensi karyawan berdasarkan hasil asesmen LPTUI.

Proses di atas menyebabkan ada yang mengatakan, asesmen potensi menjadi kunci bagi karyawan dalam menapaki tingkat karier. Karena itu diperlukan lembaga seperti LPTUI, yang melakukan asesmen berdasarkan metodologi dan peralatan asesmen terkini, berbasis riset dan teknologi digital, serta bersifat independen. Independensi dibutuhkan untuk menghilangkan bias dan benturan konflik kepentingan.

Preferensi Dalam Bekerja

Ketika departemen yang saya pimpin di suatu perusahaan asing ingin menguatkan kerja sama dalam tim, program team building pun dirancang dan dilaksanakan dengan bantuan LPTUI.

Sebelum hari pelaksanaan program, LPTUI meminta setiap anggota tim departemen mengikuti tes Myers Briggs Type Indicator (MBTI), tes yang menilai potensi, kepribadian, serta preferensi seseorang dalam menilai sesuatu dan mengambil keputusan. Walaupun hanya bersifat preferensi, hasil tes ini bisa memberi pemahaman cara bekerja seseorang dalam organisasi, sehingga diharapkan kerja sama lebih terjalin bila anggota tim saling memahami preferensi bekerja masing-masing.

LPTUI berhasil menjalankan program team building departemen yang saya pimpin pada hari H dengan baik. Wawasan tentang hasil tes MBTI dipaparkan, dinamika tim berdasarkan preferensi kerja anggotanya digambarkan. Setiap anggota tim mendapatkan hasil tes MBTI masing-masing. Tak ada yang berkecil hati karena LPTUI menekankan tak ada benar atau salah dalam preferensi bekerja seseorang. Setiap individu unik, dengan semakin mengetahui preferensi bekerja orang lain semakin besar kemungkinan mengembangkan kerja sama tim.

Konseling Karyawan

Perusahaan terus berinovasi demi mengembangkan bisnis dan mempertahankan kelangsungan usaha dalam menghadapi kompetisi pasar yang ketat. Banyak program dan perubahan yang dilakukan perusahaan sejalan dengan inovasi yang dilakukan. Program bisnis yang agresif dan perubahan organisasi memberi dampak tersendiri, karyawan mengalami tekanan, hingga bisa berdampak pada kinerja mereka.

Beberapa perusahaan sengaja meminta bantuan pihak eksternal untuk membantu karyawan yang mengalami tekanan. Pihak eksternal ini diharapkan bisa memberi konseling pada karyawan tersebut. Independensi pihak eksternal membantu menciptakan rasa nyaman karyawan untuk berkomunikasi, mengutarakan permasalahannya, tanpa khawatir masalah mereka disebarluaskan di dalam perusahaan.

Ketika saya bekerja di suatu perusahaan asing, pilihan untuk mendapatkan bantuan pelayanan konseling dijatuhkan pada LPTUI. LPTUI dianggap memiliki ahlinya, para psikolog yang paham akan peran konselor. Mereka terlatih untuk mendengar keluhan, karena acap kali karyawan yang mengeluh itu membutuhkan seseorang untuk mendengarnya, ada kesempatan untuk mengeluarkan unek-unek dalam pikiran. Konselor juga terlatih mendorong karyawan untuk mampu menentukan pilihan dan membuat keputusan.

Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia merayakan ulang tahun ke lima puluh tiga hari ini, 1 Juni 2023. Sudah lebih setengah abad keberadaannya di negeri ini, dan telah membantu negeri mengembangkan individu, kelompok, organisasi, dan korporasi. Selamat ulang tahun LPTUI!