Adriani Sukmoro

Calo

Istilah calo sudah dikenal sejak zaman dulu. Mereka menjadi perantara, memberi jasa untuk mengurus sesuatu berdasarkan upah, berperan sebagai penengah atau penghubung antara orang yang membutuhkan dan penyedia kebutuhan.

Taksi

Mengambil keuntungan untuk kantong pribadi, terjadi juga di negara maju seperti Amerika. Ketika mengendarai taksi dari bandara internasional San Fransisco menuju hotel, supir taksi memberikan kartu namanya. Ia menawarkan jasa taksinya jika nanti perlu transportasi ke bandara saat waktunya pulang. Dari obrolan selama perjalanan, supir itu tahu saya hanya pendatang sementara.

Kartu nama supir itu pun disimpan. Karena ia menawarkan harga tetap yang lumayan ekonomis, tak memakai argometer, saya pun menghubunginya lagi saat akan pulang.

Ketika tiba saatnya pulang ke tanah air, saya pun menghubungi supir taksi tersebut, saya akan menggunakan jasanya lagi ke bandara. Saya duduk di lobi hotel, menunggu taksi yang sudah dipesan itu. Dua orang penjaga pintu hotel (doorman) yang berdiri tepat di pintu luar hotel, segera menghampiri ketika melihat saya duduk di lobi hotel dengan beberapa koper. Mereka menawarkan taksi. Ketika tawaran ditolak, dan mereka melihat ada taksi yang datang menjemput, wajah mereka terlihat berubah. Tak ada sisa keramahan yang ditunjukkan saat menyapa tadi di lobi. Mata mereka memandang tajam pada supir taksi yang menjemput.

Ternyata para penjaga pintu hotel itu melakukan praktik tersembunyi. Mereka bertindak sebagai calo: mencarikan taksi dari kalangan supir taksi yang berada dalam kontrol mereka. Supir taksi tersebut membayar ‘upeti’ ketika penjaga pintu mengarahkan tamu pada taksi mereka.

Pendidikan

Hal yang wajar jika orangtua ingin memasukkan anaknya ke sekolah terbaik. Sekolah negeri menjadi incaran bagi sebagian orangtua dan murid di tanah air. Selain biaya pendidikannya lebih rendah atau bahkan gratis dibandingkan dengan sekolah swasta, sekolah negeri sering dianggap memiliki standar akademik yang tinggi dan fasilitas yang baik.

Minat tinggi masuk ke sekolah negeri ini menjadi kesempatan bagi beberapa calo pendidikan. Hal ini menjadi sorotan, berbagai berita di media massa mengangkat topik ini dalam beberapa minggu terakhir. Sayangnya, isu calo pendidikan bukan terjadi saat ini saja. Keadaan ini berulang, sehingga ada yang mempertanyakan keseriusan penanganannya.

Bagaimana para calo pendidikan bisa mengambil kesempatan?

Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) memiliki beberapa jalur, jalur zonasi salah satu di antaranya. Jalur zonasi memprioritaskan siswa yang tinggal atau memiliki alamat di wilayah sekitar sekolah. Jalur ini memberi peluang akal-akalan, anak yang tempat tinggalnya di luar zonasi, dititipkan di kartu keluarga orang lain demi mendapatkan status tinggal di wilayah sekitar sekolah. Melalui jasa calo, proses penitipan seperti itu bisa terjadi.

Urusan mendapatkan pendidikan terbaik melalui bantuan pihak tertentu (calo), juga terjadi di negeri Paman Sam. Skandal Versity Blues melibatkan Felicity Huffman, seorang artis Hollywood. Pengungkapan skandal itu menunjukkan, beberapa orangtua menggunakan metode pencaloan dalam usaha memasukkan anak mereka ke universitas ternama di Amerika. Felicity Huffman mengakui telah membayar US$ 15,000 kepada pihak ketiga, yang mengatur perubahan hasil ujian masuk perguruan tinggi bagi anaknya.

Nasabah Bank

Sekumpulan mahasiswa baru suatu college di kota Auburn dijemput dengan dua minibus. Seorang perempuan paruh baya bertubuh agak besar menyetir minibus itu, sementara seorang pemuda menyetir minibus yang satunya lagi. Pemuda itu anak dari perempuan paruh baya tadi.

Setelah semua koper para mahasiswa baru masuk ke dalam minibus, kedua mobil itu beranjak dari bandara menuju suatu tempat. Minibus itu membawa para mahasiswa ke sebuah bank setempat. Perempuan yang menyetir salah salah satu minibus itu meminta para mahasiswa baru membuka rekening di bank itu. Menurut beliau, bank tersebut adalah bank yang digunakan oleh college tempat mereka akan belajar nanti sebagai bank penerima transaksi pembayaran biaya kuliah.

Informasi itu memang betul. Namun, ada hal yang tidak dijelaskan supir minibus tadi. Ternyata ada cabang bank tersebut yang berlokasi dekat dengan kampus college. Pertanyaannya, mengapa harus membuka rekening bank di cabang yang jauh letaknya dari kampus?

Kehadiran nasabah baru merupakan keuntungan bisnis bagi bank. Walau para mahasiswa baru itu bukan warga setempat, hanya berada di kota itu selama mereka menuntut ilmu, namun mereka perlu memiliki rekening bank untuk menyimpan dana selama studi. Setidaknya mereka akan berhubungan dengan bank itu minimum selama dua tahun.

Bukan hanya cabang bank yang didatangi itu yang beruntung. Supir minibus tadi juga mendapatkan keuntungan. Ia menjadi calo bank, mencarikan nasabah baru. Peluang bisnis tak dilewatkan, menawarkan jasa menjemput rombongan mahasiswa baru dari luar negeri (luar Amerika Serikat), dan langsung membawa mereka ke bank yang sudah membina hubungan bisnis dengan supir tersebut.

Kemajuan teknologi di masa kini mampu mengurangi kegiatan calo. Situs resmi yang memanfaatkan internet, online platform, dan aplikasi mobile memberikan akses langsung kepada masyarakat untuk memesan taksi, membeli produk, membeli tiket, pembukaan rekening bank digital, dan layanan lainnya tanpa perlu melalui perantara atau calo. Berbagai proses transaksi elektronik ini memungkinkan hubungan langsung antara orang yang membutuhkan (pembeli) dan penyedia jasa (penjual).