Hari ini dikenal sebagai Valentine Day, hari kasih sayang. Volume penjualan toko bunga biasanya meningkat di hari kasih sayang. Banyak yang mengirim bunga pada orang yang dikasihi. Bukan hanya pada pacar, atau orang yang ditaksir; rangkaian bunga juga dikirim pada istri, orangtua, dan orang yang mempunyai arti dalam kehidupan seseorang.
Tema Abadi
Setiap insan melalui masa remaja atau masa muda, dimana ketertarikan pada lawan jenis mulai muncul. Lalu masa pacaran dilalui untuk mengenal pribadi masing-masing, sebelum melangkah ke jenjang lebih serius, membuat keputusan berumah tangga.
Ada yang mengatakan, masa pacaran adalah masa yang spesial untuk dikenang. Bisa dimaklumi pendapat itu. Ada dinamika ketertarikan satu sama lain, masing-masing berusaha menampilkan sisi terbaik dari dirinya. Tak heran tema pasangan yang saling jatuh cinta dan membina kasih menjadi tema yang sering diangkat dalam cerita film. Dikategorikan sebagai film romantis, tema percintaan ini adalah tema abadi yang tak pernah mati walau generasi berganti.
Film percintaan berfokus pada emosi dan keterlibatan kasih sayang dari karakter utama, serta perjalanan cinta yang mereka lalui. Kisah asmara yang disertai dinamika tantangan yang ada bisa membuat penonton betah duduk di kursinya hingga film berakhir. Kisah asmara itu bisa berakhir bahagia, bisa juga mengecewakan penonton karena pemeran utama tak bisa bersatu.
Rangga dan Cinta
Film Ada Apa Dengan Cinta mengangkat kisah asmara Rangga dan Cinta yang dikemas dengan baik, mulai dari skenario, pemerannya, puisi yang ditulis, dan musik latar yang terdengar enak di telinga. Film yang diproduksi Riri Riza dan Mira Lesmana ini membuat bioskop langsung membludak di bulan Februari 2002. Film ini bertahan di bioskop selama beberapa bulan. Tak heran film ini menembus 2.700.000 jumlah penonton. Rekor yang tinggi menimbang film nasional harus bersaing dengan film-film impor lainnya. Data menunjukkan, film ini menempati peringkat lima belas dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Tak heran empat belas tahun kemudian Riri Riza dan Mira Lesmana memutuskan membuat sekuel film itu, diberi judul Ada Apa Dengan Cinta 2. Rentang waktu yang lama, empat belas tahun, menimbulkan pertanyaan: apakah pasar kaum muda yang dituju, akan tertarik menonton film itu, sementara mereka mungkin tak menonton film pertamanya?
Ternyata bioskop membludak saat film diluncurkan bulan April 2016. Film Ada Apa Dengan Cinta 2 meraih 3.665.509 jumlah penonton, dan menduduki peringkat sembilan dalam daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa. Mungkin mereka yang telah melalui masa muda, tapi punya keterikatan emosi dengan film Ada Apa Dengan Cinta, menyempatkan waktu menikmati sekuel film itu di bioskop. Sementara kaum muda sendiri tertarik menonton film percintaan yang dikemas dengan baik.
Movie Day
Perusahaan biasanya mengadakan berbagai kegiatan untuk menguatkan kerekatan karyawan (employee engagement). Kerekatan karyawan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, membangun loyalitas karyawan, membuat karyawan menyadari perannya dalam perusahaan. Diharapkan karyawan akan merasa memiliki, dan menjadi bagian penuh organisasi dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Movie Day merupakan salah satu kegiatan employee engagement yang dilakukan perusahaan tempat saya bekerja dulu. Sekali dalam setahun, sengaja dipilih saat akhir pekan, bioskop di-booking untuk kegiatan Movie Day perusahaan. Tidak tanggung-tanggung, seluruh studio bioskop besar itu diperuntukkan untuk menampung karyawan perusahaan.
Perusahaan membayar biaya tiket untuk karyawan dan istri/suami, serta memberikan kupon minuman dan makanan ringan agar kegiatan menonton menjadi rileks dan fun. Menonton bersama-sama dengan orang yang saling kenal memang menyenangkan, terutama bila ada adegan yang membuat tertawa, atau adegan menyeramkan.
Setelah beberapa kali melalui Movie Day di perusahaan itu, saya menyadari, film yang dipilih untuk ditonton adalah film impor. Mayoritas karyawan perusahaan itu berusia muda, gemar menonton film superhero fiksi seperti Captain Marvel, Iron Man, Avengers, Spider Man, dan lain-lain. Belum pernah ada film nasional yang dipilih. Pegawai SDM yang menangani employee relations dan yang mengurus kegiatan employee engagement mengatakan, kemungkinan besar tidak ada yang akan mendaftar jika film nasional yang dipilih untuk Movie Day.
Hal ini cukup menantang. Bagaimana caranya mempengaruhi karyawan untuk menonton film nasional, dan selanjutnya mau mendukung kelangsungan perfilman negeri sendiri?
Mendengar Sutradara Terbaik
Di tahun 2016 itu film Ada Apa Dengan Cinta 2 diproduksi. Prediksi bahwa film ini akan mendulang kesuksesan, mendorong keputusan untuk menjadikan film nasional ini sebagai film tontonan Movie Day perusahaan.
Kampanye pun dimulai. Departemen Sumber Daya Manusia mengadakan kegiatan Guest Speaker setiap triwulan. Sosok yang diundang selalu pilihan, narasumber tersebut membagi pengalamannya yang berharga untuk pembelajaran, sehingga kegiatan ini disambut karyawan dengan antusias. Diputuskan untuk mengundang Riri Riza, produser Ada Apa Dengan Cinta 2, sebagai narasumber Guest Speaker kuartal pertama tahun itu. Riri Riza bukan hanya bertindak sebagai produser berbagai film, ia juga menjadi Sutradara dan Penulis Skenario beberapa filmnya. Bahkan dalam kariernya, Riri Riza pernah mendapat penghargaan Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Terbaik.
Keterbatasan ruangan menyebabkan kegiatan Guest Speaker hanya bisa menampung 500 karyawan, sementara perusahaan itu memiliki sekitar 2.000 karyawan. Maka diberlakukan pendaftaran terbuka secara elektronik dengan sistem first come first serve, siapa cepat dia dapat. Dalam waktu sepuluh menit pendaftaran elektronik harus ditutup, kuota 500 seat sudah terpenuhi. Kredibilitas seorang Riri Riza tidak perlu dipertanyakan lagi, banyak karyawan yang ingin mendengar sharing-nya.
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Mengundang Riri Riza berbicara di depan karyawan membangkitkan animo menonton film Ada Apa Dengan Cinta 2. Lebih dari delapan ratus orang karyawan dan pasangannya yang muncul di bioskop.
Kegiatan Movie Day itu dilakukan bukan pada saat Valentine Day. Tapi suasana di dalam studio bioskop penuh dengan nostalgia kasih sayang masa pacaran (bagi yang sudah berumah tangga), dan merekatkan karyawan single yang membawa pasangannya turut menonton. Tak terdengar keluhan akan pilihan film nasional itu, semua terlihat menikmati. Tujuan menjadikan film nasional sebagai tontotan karyawan pun berhasil dicapai.
Saya tidak mengetahui apakah ada film nasional lainnya yang dipilih sebagai film tontonan Movie Day setelah saya tidak bekerja lagi di perusahaan itu. Mungkin saja film Ada Apa Dengan Cinta 2 menjadi satu-satunya film nasional yang terpilih. Semuanya tergantung pada pendekatan yang dilakukan untuk mendukung perfilman nasional. Saya penggemar film, pasti menonton film-film impor yang apik. Tapi saya juga tak mau melewatkan menonton film-film nasional, karena tanpa penonton, film nasional tak berkembang, tak mendapat kesempatan diputar di bioskop. Seniman perfilman Indonesia dan karya-karya mereka layak mendapat dukungan dari masyarakat negeri sendiri.
Valentine Day
Film romantis banyak diputar seputar bulan Februari, saat hari kasih sayang dirayakan. Namun jarang yang memutar film tentang kasih sayang pada orangtua di hari kasih sayang. Karena itu, sangat menyentuh ketika mendengar seorang anak menulis pada orangtuanya di hari kasih sayang:
“I may have not expressed my love to you but my life starts with you. You are the reason for my happiness and success. Dear mom and dad, wishing you a beautiful Happy Valentine’s Day.”