Bertemu dengan teman atau kolega selalu menyenangkan, apalagi jika sudah tak bertemu beberapa waktu lamanya. Pasti banyak cerita yang bisa dibagi saat bertemu, banyak hal terjadi dalam perjalanan waktu. Pertemuan itu menjadi ajang mengejar ketinggalan berita dari masing-masing.
Menutup tahun 2023 dan menyambut tahun 2024, saya pun mengatur waktu bertemu dengan beberapa teman. Mereka adalah teman-teman dari perusahaan tempat saya pernah bekerja dulu.
Nobar
Di suatu kesempatan saya mengikuti pelatihan di kantor regional di Singapura. Dari daftar peserta pelatihan, selain saya, ada seorang peserta lainnya dari Indonesia. Walau bekerja di perusahaan yang sama, bank yang berkantor pusat di Amsterdam, saya belum mengenal peserta lain dari Indonesia itu. Tempo kerja di bisnis perbankan berlangsung cepat, semua sibuk dengan berbagai urusan pekerjaan. Saya pun tak sempat menghubungi peserta pelatihan lainnya itu hingga saatnya berangkat ke Singapura.
Pada hari H, hari pertama pelatihan, telepon di kamar hotel tempat menginap dan tempat pelatihan diselenggarakan, berdering sekitar pukul enam tiga puluh pagi. Peserta lain dari Indonesia itu yang menelepon. Menanyakan pukul berapa akan sarapan di restoran hotel, dan menawarkan untuk sarapan bersama. Tawaran saya sambut dengan baik. Sejak sarapan bersama itu, pertemanan dengan Laura, peserta lain dari Indonesia itu, dimulai.
Laura bekerja sebagai Credit Analyst di bagian Kredit bisnis korporasi perusahaan. Sosok yang kalem, menguasai pekerjaannya, dan bisa diajak membahas berbagai topik. Setelah kembali dari pelatihan di kantor regional, secara berkala saya dan Laura mengatur makan siang bersama di kantor. Kegiatan makan siang berlanjut walau saya sudah pindah ke perusahaan lain, sementara Laura masih bekerja di perusahaan yang sama. Loyalitasnya membuat Laura bekerja di bank Belanda itu hingga tiba saatnya pensiun. Ketekunan Laura membuatnya mendapat kesempatan membantu bank lain paska pensiun.
Apa yang saya pelajari dari Laura? Saya terkesan melihat bagaimana Laura mempertahankan pertemanan. Ia tak pernah absen mengucapkan selamat ulang tahun. Apalagi hari besar keagamaan.
Walau ia bukan tipe extrovert, tapi Laura cukup nyaman bercerita setiap kali bertemu. Seperti hari itu, saat makan siang bersama menutup tahun 2023. Turut bahagia mendengar cerita tentang putri dan keluarganya yang menetap di Jepang. Kanojo wa Nihonjin no mukou o motte imasu, Laura bermenantukan orang Jepang.
Suasana kangen bertemu teman lama membuat makan siang hari itu berlanjut dengan menonton film yang sedang diputar di bioskop. Saya dan Laura tertawa bersama, menutup tahun dengan nonton bareng, nobar!
Entrepreneur
Saya bergabung dengan suatu bank yang berkantor pusat di New York ketika perusahaan itu baru saja melepas sejumlah karyawannya. Proses pengurangan karyawan tersebut berjalan kurang mulus, menyebabkan demonstrasi karyawan yang diliput media massa. Dengan sendirinya saya menghadapi tantangan saat mengambil alih tugas sebagai pimpinan Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang baru. Masih ada beberapa kasus karyawan terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belum tuntas.
Tuty, anggota tim yang ada di Departemen SDM, menjadi partner dalam mengatasi tantangan itu. Data yang dimilikinya lengkap, sangat membantu dalam penelusuran penyelesaian PHK karyawan. Komunikasi segera dilakukan dengan karyawan yang belum selesai proses PHK-nya. Memahami situasi karyawan terdampak dan membuka komunikasi dengan mereka membuat kasus terselesaikan.
Kerja sama dengan Tuty dan anggota tim SDM lainnya berjalan dengan baik, apalagi perusahaan itu memberi kesempatan berkembang bagi karyawannya. Hingga saatnya bank tersebut dijual ke bank lokal, membuat masing-masing anggota tim SDM melanjutkan perjalanan karier profesionalnya di perusahaan lain.
Saya bertemu dengan Tuty dalam berbagai kesempatan paska penjualan bank. Badannya yang tinggi langsing serta senyum yang selalu ada di wajahnya tak pernah berubah. Seperti saat saya makan siang dengannya menyambut tahun baru 2024. Jika saya dulu bertemu Tuty di kala ia masih aktif bekerja di perusahaan, kali ini saya bertemu dengannya saat ia sudah lepas dari dunia korporasi.
Sungguh menyenangkan melihat sisi lain dari Tuty yang tak pernah saya ketahui sebelumnya. Ketika bekerja dalam tim yang sama, yang terlihat ketekunan, kerapian, kerajinan seorang Tuty. Ternyata, ia mempunyai talenta lain.
Tuty berpikir jauh, tentang masa depan setelah selesai dengan karier korporasi. Secara perlahan, ia menabung dan mulai memikirkan bisnis masa depan yang bisa dilakukan. Uang pesangon yang diperoleh dari bank Amerika yang dijual tadi digunakan Tuty untuk memulai bisnis sapi di daerah Puncak. Usaha itu memberi pembelajaran bagi Tuty tentang manajemen bisnis yang mempekerjakan orang lain. Usaha itu terpaksa dijual karena kurang menguntungkan, ketergantungan pada pemelihara dan pemerah sapi sangat tinggi.
Ia pun beralih ke usaha penyediaan akomodasi, lahan di Puncak menarik perhatiannya. Dimulai dengan pendirian Villa Alessa Puncak, bisnis ini ternyata menghasilkan keuntungan yang positif. Kemajuan teknologi sangat membantu proses penyewaan akomodasi. Setiap calon penyewa menghubungi dan memesan melalui aplikasi, sehingga tak ada akal-akalan penyewaan di luar pengetahuan Tuty.
Bisnis yang menguntungkan itu membawa Tuty pada pemikiran untuk membangun villa kedua. Dengan uang pensiun yang diterima, Villa Herrera Puncak pun didirikan. Fasilitas yang disediakan villanya menarik banyak penyewa: tiga kamar yang lumayan ukurannya, kamar mandi di setiap kamar tidur, ruang keluarga yang lumayan besar dilengkapi televisi berlayar lebar, ruang makan keluarga yang nyaman. Daya tarik lainnya, villa itu bisa diisi hingga lima belas orang. Jika lebih banyak, bisa saja memesan tempat tidur tambahan.
Biasanya keluarga besar atau kelompok pertemanan dalam jumlah besar yang menyewa villa milik Tuty. Fasilitas dapur membuat penyewa nyaman memasak sendiri, atau memesan dari penduduk sekitar yang menyediakan makanan yang setara dengan cita rasa makanan rumahan.
Saya belajar banyak dari perjalanan Tuty paska pensiun. Ia tak berhenti walau sudah pensiun, justru menggunakan kebebasan yang ada untuk mengembangkan bakat entrepreneurship-nya. Sembari mengurus bisnis villa, Tuty tak lupa menikmati jerih payahnya. Ia kerap traveling bersama keluarga atau bersama teman-teman di lingkungan perumahannya.
Tuty menjadi gambaran seorang perempuan yang menyelesaikan karier profesional, mengembangkan diri sebagai entrepreneur, dan bersama suaminya telah mengantar putri sulung mereka menjadi finalis Asia’s Next Top Model, sementara si bungsu kini bekerja di Belanda.
Hubungan Perusahaan dan Karyawan
Ketika bergabung di tim Sumber Daya Manusia (SDM) suatu perusahaan asuransi, salah seorang anggota tim SDM itu sudah mengabdi di perusahaan tersebut selama sebelas tahun. Meja kerja Retno, nama anggota tim SDM itu, berada dekat pintu masuk ruang kerja saya. Mau tak mau, sebagai pimpinan baru departemen itu, saya banyak bertanya pada Retno di bulan-bulan pertama bekerja di perusahaan.
Setelah berinteraksi dalam pekerjaan, segera terlihat Retno mempunyai kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi karyawan. Sangat sesuai dengan pekerjaan yang ditanganinya. Ia bertanggung jawab membina hubungan yang harmonis dan positif antar perusahaan dan karyawan.
Tugas sedemikian membutuhkan sosok yang bekerja dengan hati namun menjaga keseimbangan antara peraturan perusahaan dan apa yang dapat dilakukan perusahaan pada karyawan. Sosok Retno dikenal luas di perusahaan itu. Ia gampang dihubungi karyawan ketika mereka butuh bantuan: kondisi karyawan atau anggota keluarganya sakit, rumah karyawan terdampak banjir, rumah karyawan mengalami musibah kebakaran, kecelakaan kerja di kantor maupun di luar kantor, gempa bumi, dan lain-lain. Sering kali ia yang mewakili Departemen SDM melayat karyawan yang meninggal dunia atau keluarga inti karyawan yang menghadap Ilahi.
Retno juga menjadi sosok yang mengoordinir kegiatan yang mempererat hubungan perusahaan dan karyawan: pesta tahunan (annual party), kegiatan komunitas, survei karyawan, dan lain-lain.
Perannya semakin bertambah penting ketika pandemi Covid-19 melanda dunia dan tanah air. Ia menjadi orang sibuk: membagikan vitamin, masker, dan disinfektan pada karyawan; mendata kondisi karyawan yang masuk kantor; membantu mencarikan rumah sakit bagi karyawan atau keluarga inti yang terkena dampak Covid-19 (lebih dari seratus karyawan dan keluarganya yang harus rawat inap akibat terdampak Covid-19); memonitor kondisi karyawan yang terkena Covid-19 secara berkala sehingga data yang dilaporkannya pada perusahaan selalu terkini dan dapat dipercaya.
Bagi Retno, ia melakukan yang terbaik dalam membantu karyawan dan keluarga inti, sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Namun apa yang dilakukannya berdampak besar. Seperti ungkapan terima kasih yang dilontarkan karyawan yang mengalami kondisi darurat: mereka tahu ada Retno di Departemen SDM yang selalu siap membantu kapan saja!
Saat bertemu makan siang menutup tahun 2023, Retno sudah mengabdi dua puluh dua tahun di perusahaan asuransi itu. Turut bahagia saat mendengar cerita tentang putra tunggalnya yang sudah lulus dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Jurusan yang diambilnya tidak main-main: jurusan Material dan Metalurgi. Bahkan putranya itu berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan lanjutan (S2) di Jepang dan di ITS sendiri (double degree). Penelitian pendidikan lanjutan yang dilakukan putra tunggalnya berguna bagi masyarakat: penelitian anti kanker di ITS dan penelitian sensor gas di Jepang.
Bertemu dengan Retno mengingatkan saya tentang pentingnya ketulusan saat membantu. Ia juga memberi pelajaran tentang perlunya menyeimbangkan unsur manusiawi dalam pekerjaan.
Peraturan Ketenagakerjaan
Tahun lalu saya menerima undangan pernikahan putra sulung Roosmaya. Tempatnya di luar kota, di Cilegon. Namun saya pastikan untuk hadir dalam perhelatan itu. Roosmaya adalah teman kerja yang selalu mendukung ketika bekerja dalam satu tim di salah satu bank asing. Dukungannya termasuk ketika sedang berada di situasi sulit.
Ia menangani urusan ketenagakerjaan di perusahaan tempat bekerja, sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang hukum. Keberadaannya menjadi penting karena hubungan industrial dalam perusahaan tempat bekerja perlu dibina dan dikembangkan.
Berbagai masalah kepegawaian diselesaikan Roosmaya dengan baik. Ia fokus pada pekerjaan, tak menghabiskan waktu untuk berusaha mendapatkan perhatian atasan atau kolega dengan cara-cara yang kurang profesional. Dalam perjalanan kariernya, pengetahuannya tentang peraturan ketenagakerjaan dan praktik di lapangan membuat ia menjadi tempat bertanya kolega yang pindah ke perusahaan lain dan harus menangani masalah ketenagakerjaan.
Di awal tahun baru 2024, saya bertemu lagi dengan Roosmaya. Langkahnya telihat ringan, selalu gesit seperti biasanya. Mengenang kebersamaan di perusahaan terdahulu membuat makan siang bersama Roosmaya terasa menyegarkan. Senang mendengar keberhasilan Roosmaya mengantar kedua putranya memasuki dunia kerja, bahkan si sulung telah membina rumah tangga. Senang juga mendengar ia telah menyelesaikan masa tugasnya di perusahaan, dan sedang dalam proses untuk peluang kerja lainnya. Pengalaman kerjanya yang spesifik di bidang hubungan industrial pasti dibutuhkan, karena itu ia menikmati waktu luangnya mumpung belum disibukkan dengan pekerjaan baru.
Saya belajar tentang kepercayaan diri berdasarkan kemampuan dari Roosmaya. Walau berada di bawah tekanan saat bekerja, ia mampu melakukan tugas berdasarkan prinsip yang diyakininya.
Hidup Sehat
Selalu ada tahap awal dalam karier seseorang. Bertemu dengan Amelia dan Iftida mengingatkan saya akan awal dari karier profesionalisme di dunia perbankan. Bekerja dalam satu tim di bank asing yang unggul pada masa itu, bersama-sama berkembang sejalan dengan berbagai inisiatif perusahaan meluncurkan inovasi. Kesempatan berkembang terbuka lebar di perusahaan itu, menjadi bekal bagi saya, Amelia dan Iftida dalam langkah karier selanjutnya.
Turut bangga melihat Iftida yang kini menjadi Dewan Pengawas di badan pemerintahan. Ia membawa profesionalisme dari dunia korporasi ke dalam pengabdian pada kepentingan masyarakat negeri ini. Sesuai dengan kepribadiannya yang gampang menolong orang lain, seperti yang dialami rekan-rekan dalam departemen yang sama dulu.
Amelia membagi pengalamannya di suatu perusahaan keluarga yang cukup terpandang di tanah air. Saya kagum melihat bagaimana ia bisa menjalin komunikasi dengan baik dan berkontribusi dalam perusahaan itu, menimbang perannya yang selalu bersinggungan dengan keluarga pemilik perusahaan.
Di tengah keasyikan mengenang masa lalu, pembicaraan beralih ke masalah kesehatan. Ternyata topik kesehatan menarik perhatian dan lumayan seru dibicarakan. Amelia dan Iftida pernah dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatan. Saya belajar dari mereka tentang kedisiplinan yang tumbuh paska perawatan medis. Minum air putih yang banyak, sebisa mungkin makan lauk yang direbus, hindari kerupuk dan camilan, hindari gula, dan beberapa tip kesehatan lainnya dibagikan di tempat makan siang bersama hari itu.
Senang mendengar Amelia dan Iftida telah mengantar anak-anak mereka menyelesaikan studi dan masuk ke dunia kerja. Wajah segar, semangat bercerita yang penuh canda dan tawa, menunjukkan mereka telah mempraktikkan tip kesehatan yang dibagi tadi.
Akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 menjadi spesial, diisi dengan pertemuan bersama beberapa kolega dari perusahaan tempat bekerja dulu. Tanpa saya sadari, teman-teman yang saya temui kesemuanya kaum perempuan. Mereka telah mewakili ‘wanita karier’ yang berhasil menjalankan tugas multitasking: pekerja korporasi, istri, ibu rumah tangga. Seperti pepatah yang mengatakan, for a modern woman to be able to keep it together while looking to all responsibilities, she has to be a master of multitasking.
Pertemanan menjadi semakin berharga dengan berjalannya waktu. Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan, salah satu terapi terbaik adalah menghabiskan waktu dengan teman atau kolega.