Adriani Sukmoro

Setelah Merdeka

Negeri tercinta merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-79 Sabtu kemarin, 17 Agustus 2024. Untuk ukuran usia manusia, seseorang yang berusia 79 tahun dianggap sudah ‘sepuh’. Mereka umumnya sudah pensiun, sebagian mulai sakit-sakitan.

Bagi suatu negara, usia kemerdekaan 79 tahun termasuk menengah. San Marino dan Jepang merupakan negara tertua di dunia, telah berusia ribuan tahun.

Asia Tenggara

Dalam skala Asia Tenggara, Indonesia dan Vietnam mendeklarasikan kemerdekaan paling awal di tahun 1945. Disusul Filipina (1946), Myanmar (1948), Kamboja (1953), Malaysia (1957), Thailand (1960), Singapura (1965), Laos (1975), dan Brunei Darussalam (1984).

Kemerdekaan suatu negara bisa diartikan sebagai kebebasan negara itu dari segala bentuk penindasan dan penguasaan pihak asing, bebas dari kontrol kekuasaan eksternal atau pihak luar.

Pada umumnya kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan, melepaskan diri dari penjajah. Seperti Indonesia yang merebut kemerdekaannya dari penjajah Belanda; Malaysia, Brunei Darussalam dan Myanmar terbebaskan dari penjajah Inggris; Filipina merebut kemerdekaan dari Spanyol; Kamboja, Laos dan Vietnam bebas dari penjajah Perancis. Hanya negara Thailand yang tidak pernah dijajah, sementara Singapura melepaskan diri dari Malaysia.

Sangat wajar melihat kemerdekaan negara selalu dirayakan. Selain mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan, perayaan kemederkaan suatu negara menjadi momentum memupuk semangat nasionalisme penerus bangsa.

Kesejahteraan

Kesejahteraan hidup merupakan hal yang didambakan setiap insan warga suatu negara. Setelah merdeka, bebas menentukan nasib sendiri, pemerintahan negara bertanggung jawab menyejahterakan rakyatnya.

Negara merancang berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup tersebut.

Keberhasilan pemerintahan negara dalam menjalankan program pembangunan bisa dilihat dari berbagai indeks pengukuran. Pengukuran itu dilakukan oleh pihak-pihak yang dianggap kredibel, metode pengukuran tak menjadi bahan perdebatan negara-negara yang ada dalam pengukuran.

Indeks pengukuran itu memberi informasi, sejauh mana suatu negara berhasil memajukan bidang yang diukur. Hal-hal yang diukur merupakan elemen penting dalam kemajuan suatu negara, secara tidak langsung berkaitan dengan kemampuan pemerintah negara mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan kemajuan di berbagai bidang.

Indeks Efektivitas Pemerintah

Indeks Efektivitas Pemerintah (Government Effectiveness Index) tahun 2022 – berdasarkan pengukuran Bank Dunia (World Bank).

Indeks Efektivitas Pemerintah mengukur kualitas layanan publik, layanan sipil, perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, dan kredibilitas komitmen pemerintah untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas tersebut.

Indeks Kemudahan Berbisnis

Indeks Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business Index) tahun 2020 – berdasarkan pengukuran Bank Dunia (World Bank).

Indeks Kemudahan Berbisnis memaparkan peringkat negara yang mengeluarkan peraturan atau kebijakan untuk berbisnis yang baik, dan kuatnya perlindungan atas hak milik.

Indeks Persepsi Korupsi

Indeks Perspesi Korupsi (Corruption Perception Index) tahun 2023 – berdasarkan pengukuran Transparency International yang ditugaskan oleh The University of Passau’s Johann Graf Lambsdorff.

Indeks Persepsi Korupsi menempatkan negara-negara di dunia dalam ranking berdasarkan persepsi (anggapan) publik terhadap praktik korupsi di jabatan publik dan politis.

Indeks Daya Saing Talent Global

Indeks Daya Saing Talent Global (Global Talent Competitiveness Index) tahun 2023 – berdasarkan pengukuran INSEAD.

Indeks Daya Saing Talent Global mengukur daya saing sumber daya manusia (SDM) di suatu negara berdasarkan kriteria tertentu. Data tersebut memberi gambaran tentang kebutuhan pemerintah membuat strategi pengembangan SDM demi kemajuan ekonomi negara.

Bonus demografi akan dialami Indonesia pada tahun 2030. Di tahun itu Indonesia akan merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-85. Waktu akan membuktikan, bagaimana Indonesia memanfaatkan bonus demografi tersebut. Perlu perencanaan matang dan terukur untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyat. Jangan sampai Indonesia semakin tertinggal dari negara-negara lain yang meraih kemerdekaannya lebih lama, khususnya dalam skala ASEAN.