Kenangan merayakan Natal di negeri orang pasti melekat dalam ingatan. Berpuluh tahun lalu keluarga Kenneth Hunter mengundang beberapa orang untuk merayakan Natal di rumahnya. Tidak banyak yang diundang, hanya ada beberapa teman atau mungkin keluarga istri Ken (nama kecil Kenneth Hunter) yang berasal dari Meksiko, serta lima orang Indonesia. Saya dan suami termasuk di antara kelima orang Indonesia itu.
Pintu Terbuka
Ken rekan kerja suami di Louisiana Power & Light, New Orleans. Ia mengijinkan suami mengajak satu keluarga Indonesia lainnya yang mempunyai seorang balita. Kehadiran balita bisa mengganggu acara. Karena itu Ken menyediakan baby sitter selama acara. Kathy, putri bungsunya, menjadi baby sitter dengan imbalan uang saku dari ayahnya. Dengan sigap Kathy sudah berada di depan pintu, menyambut ketika bel pintu berbunyi. Ia segera memberikan mainan ke tangan tamu balita, membuat anak itu tak sempat menyadari ia sudah dibawa menyelinap ke lantai atas, mungkin dibawa ke kamar Kathy untuk main di sana.
Rumah Ken berada di area Algiers, New Orleans. Rumah keluarga menengah, dengan rumput hijau yang terurus dan bunga di sekeliling pintu jendela. Menurut Ken, pintu rumah mereka terbuka untuk kaum kerabat dan teman-teman. Mereka sering mengadakan acara kumpul dengan kelompok yang berbeda-beda, membuat suasana bervariasi. Ken dan istrinya terlihat sebagai pasangan hangat yang nyaman dengan keramaian bersama orang lain.
Natal Bersifat Universal
Teman-teman istri Ken ramah dan ramai. Suasana langsung saja akrab. Teman-teman istri Ken, orang Meksiko, sebagian besar berbahasa Inggris lancar, namun tetap saja aksen Meksiko kental masih terdengar. Mungkin sama saja dengan telinga mereka ketika mendengar empat orang Indonesia berbahasa Inggris. Ada keterbatasan bahasa di sana sini, namun tak menghentikan obrolan di antara orang-orang yang baru kenal dalam perayaan Natal itu.
Lagu-lagu Natal dimainkan, beberapa suara terdengar menyanyi di sela-sela pembicaraan. Ketika lagu Feliz Navidad terdengar, suami menarik lengan seorang ibu yang paling gemuk menari. Semua hadirin menjadi tertawa dan gembira. Beberapa pria mengikuti, dengan hormat mengajak hadirin perempuan menari. Akhirnya lagu Feliz Navidad diputar berulang-ulang agar tarian tak berhenti. Akhirnya setiap orang menari dengan pasangan yang berganti, membuat saling menyesuaikan dengan gaya pasangan menari yang berganti-ganti itu. Natal memang bersifat universal. Hambatan bahasa bukan halangan. Hambatan kebiasaan berbeda bukan masalah.
Kelangkaan Salju
New Orleans terletak di bagian Selatan negara Amerika Serikat. Bukan seperti New York, Detroit, Washington, dan kota-kota lain yang berada di bagian Utara, salju tidak turun di New Orleans. Jadi suatu keberuntungan ketika salju turun saat suasana Natal di New Orleans saat itu. Katanya, salju terakhir turun di sana sepuluh tahun yang lalu.
Seluruh penghuni kompleks tempat tinggal langsung keluar rumah masing-masing. Mungkin yang sudah beranjak tidur pun terbangun karena suara ramai di luar rumah, lalu ikut keluar rumah bermain salju. Salju turun perlahan, membuat tumpukan putih di rerumputan. Walau sudah larut malam dan udara dingin, banyak yang sibuk menyempatkan diri berfoto bersama salju.
Lilin-lilin Natal
Di masa pandemi Covid-19 ini, berbagai kegiatan terpaksa dialihkan dalam bentuk berbeda. Sudah tiga tahun Natal berlangsung di masa pandemi Covid-19. Perayaan Natal terpaksa dilakukan secara terbatas, sebagian dilakukan secara daring.
Tradisi menyalakan lilin dalam perayaan Natal tidak menjadi kendala ketika kegiatan dilakukan secara daring. Peserta mematikan lampu ruang, dan menghidupkan lilin, serempak dengan peserta daring lainnya. Terlihat lilin-lilin menyala dalam gelap di layar daring. Bagi sebagian orang, arti lilin menjadi bertambah. Lilin yang menyala dalam gelap, menjadi seberkas cahaya yang memberi harapan akan hari yang akan kembali cerah setelah pandemi Covid-19 berlalu.
Mudik
Sebagian orang yang berdomisili jauh dari tempat asal, atau tempat keluarga inti, menggunakan Natal sebagai saat untuk berkumpul dengan keluarga di tempat asal. Mudik bukan hanya terjadi di masa lebaran Idul Fitri, mudik terjadi juga di masa Natal.
Selama tiga tahun kendala Covid-19 menghambat orang untuk mudik merayakan Natal di tempat asal. Rasa kangen ditahan, cukup merayakan Natal di kediaman saja. Inti yang dipegang adalah pesan Natal, yang selalu berisi kedamaian dan harapan terhadap hal-hal baik. Seperti lagu yang diputar berulang-ulang di rumah keluarga Kenneth Hunter. Feliz Navidad, Prospero Any y Felicidad. Selamat Natal, Selamat Tahun Baru dan Kebahagiaan!