Di bulan April, Mei, dan Juni ini kampus disibukkan dengan kegiatan wisuda para sarjana baru, mahasiswa yang sudah menyelesaikan kuliah di universitas atau sekolah tinggi tersebut. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun tapi selalu penuh makna, baik bagi para pengajar maupun yang diajar. Melahirkan para sarjana yang dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah misi perguruan tinggi. Perguruan tinggi menjadi alat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, garda terdepan untuk memajukan kesejahteran umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui insan negeri yang berpendidikan.
What’s Next?
Kelulusan patut dirayakan, babak pendidikan telah selesai. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan kemudian? Jika berniat bekerja, bekerja di mana? Menjadi apa? Di mana lahan kerja yang terbuka bagi sarjana baru?
Kini saatnya mengaplikasikan pengetahuan dalam dunia kerja, tapi perasaan galau yang justru muncul dalam benak pikiran sarjana baru yang masih meraba jalan karier di depannya. Pemicunya bermacam-macam. Ada yang disebabkan sarjana baru itu belum menentukan bidang kerja yang ingin ditekuni, atau kurang mendapatkan informasi peluang kerja yang ada, atau ketidakberhasilan dalam proses seleksi kerja, dan lain-lain.
Motivasi
Motivasi memainkan peran penting dalam memutuskan bidang kerja yang dipilih. Seseorang memutuskan menjadi wirausaha karena kecenderungannya berani mengambil risiko, terbiasa bekerja keras, bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan usaha yang dilakukannya, memegang teguh komitmen, yakin dapat membangun hubungan baik dan mengembangkan jaringan relasi, memiliki inisiatif, kreativitas dan proaktif.
Sementara orang yang memilih berkarier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), mungkin didorong motivasi ingin mengabdi pada negara, ingin memiliki status sosial tertentu di mata masyarakat, memiliki penghasilan yang jelas dan jaminan hari tua, jenjang karier yang jelas, jam kerja yang pasti, mendapat kesempatan belajar di luar negeri, dan sebagian mungkin berpikir tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) jika bekerja di instansi pemerintah.
Ada yang memutuskan menjadi pekerja kantoran saja setelah lulus kuliah. Motivasinya ingin mempunyai pendapatan tetap, program kesejahteraan pegawai yang memadai sehingga bisa memenuhi kebutuhan primer bahkan sekunder/tertier, ada kesempatan mendapatkan pelatihan dan pengembangan diri, sistem penilaian kinerja yang adil dan transparan, kesempatan berkarier dengan jenjang karier menjanjikan, dan jaminan masa tua (pensiun).
Sebagian lagi termotivasi menjadi Staf Pengajar atau Dosen. Pekerjaan itu dianggap sebagai profesi mulia. Disamping itu, mereka akan berpeluang melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 dan S3, bisa bertemu dengan banyak orang, bisa ikut dalam penelitian, waktu lebih fleksibel, dan masa pensiun lebih lama.
Jaringan Hubungan (Network)
Dalam kenyataannya, motivasi dan minat kadang tidak sejalan dengan kesempatan yang ada. Seorang mahasiswa berhasil menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, dengan nilai akademis yang baik, namun lowongan kerja yang sesuai minatnya sangat terbatas, terlebih di masa pandemi. Terjadi paradoks yang mengganggu: angka pengangguran meninggi, lowongan pekerjaan tidak bertambah, universitas dan sekolah tinggi terus melahirkan sarjana baru.
Di sinilah pentingnya memanfaatkan jaringan hubungan (network) dengan berbagai relasi. Survei yang diadakan Jobvite tahun 2019 mengungkapkan, 50% peserta survei mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan dari teman, 37% mendapatkan informasi dari kolega kerja/relasi profesional, dan 35% mendapatkan informasi kesempatan kerja dari media sosial.
Dalam survei Jobvite itu juga diungkapkan bahwa media sosial yang paling banyak digunakan dalam proses rekrutmen pegawai adalah LinkedIn (72%), Facebook (60%), Twitter (38%), Instagram (37%), Glassdoor (36%), dan YouTube (27%).
Berdasarkan data di atas, para sarjana baru perlu untuk aktif mengikuti berita atau informasi tentang kesempatan kerja dari kedua sumber, network dengan teman dan relasi, serta network dengan media sosial rekrutmen.
Selain keuntungan di atas, mengembangkan network membawa manfaat lain. Pemberi informasi sering kali bersedia menjadi Referees, orang yang dapat dihubungi perusahaan untuk memberi rekomendasi tentang kualitas pelamar. Teman atau kolega kerja yang memberi informasi tentang lowongan pekerjaan di perusahaan tertentu biasanya percaya pada kemampuan orang yang diberi informasi.
Anggota Tim Ideal
Ketika memutuskan menjadi pekerja di perusahaan (pegawai kantor), perlu menyadari adanya harapan dari perusahaan yang mempekerjakan. Ketika pertanyaan diajukan pada manajer dari beberapa perusahaan, anggota tim seperti apa yang mereka harapkan, berbagai perilaku disebut oleh para manajer itu. Kesemuanya bersifat positif: pintar, kompeten, rajin, jujur, bertanggung jawab, bekerja cepat, menunjukkan komitmen, fleksibel (gampang diberi tugas), bisa dipercaya dan diandalkan, menghargai orang lain, menyelesaikan masalah, tidak suka gosip.
Perilaku dalam dunia kerja menjadi aset bagi diri pekerja. Walau seorang pekerja pintar dan kompeten, namun ia tidak menampilkan perilaku mendukung, hal ini bisa menghambat pengembangan kariernya. Perilaku positif yang ditunjukkan pekerja akan diingat oleh atasan dan sesama rekan kerja walau mereka sudah tidak lagi bekerja di perusahaan yang sama. Mereka akan bersedia membantu pekerja yang berperilaku positif itu ketika ia meminta bantuan informasi, termasuk informasi lowongan pekerjaan.
Versi Terbaik
Seorang rekan kerja pernah memberi hadiah gelas yang di sisi luarnya bertuliskan Live One Day at A Time, and Make It a Masterpiece. Kata-kata itu mengingatkan, apa yang dilakukan setiap hari akan membentuk mahakarya. Untuk mendapatkan mahakarya, seseorang perlu melakukan yang terbaik setiap hari. Untuk dapat melakukan hal terbaik setiap hari, orang itu perlu menampilkan versi terbaik dari dirinya. Versi terbaik muncul ketika seseorang menggali potensi diri, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, melakukan usaha sepenuh hati dalam kegiatannya, dan segala hal yang membawa seseorang bergerak maju dalam hidupnya.
Berbagai buku ditulis untuk membantu sarjana baru mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Tulisan berkisar seputar seperti apa dunia kerja, hubungan atasan-bawahan, cara bekerja dalam tim, membangun kemampuan interpersonal, dan lain-lain. Para sarjana baru bisa membaca tulisan-tulisan tersebut sebagai referensi persiapan. Karier dalam dunia kerja merupakan perjalanan yang dilalui, dimana bisa terlihat kemampuan seseorang memanfaatkan kesempatan yang ada dan memaksimalkan potensi dirinya.