Adriani Sukmoro

Jujur

Jujur pada diri sendiri menjadi awal seseorang untuk bisa jujur kepada orang lain. Jujur pada diri sendiri dan sadar akan hal itu menjadi komponen penting dalam perkembangan karakter seseorang.

Background Check

Perusahaan dan agen pencari tenaga kerja kerap menggunakan platform elektronik dalam mencari kandidat untuk dipertimbangkan mengisi posisi lowong di perusahaan. Demikian pula halnya dengan karyawan, banyak yang memanfaatkan platform elektronik untuk memperkenalkan dirinya. Kemajuan teknologi mempermudah karyawan menampilkan kemampuan mereka yang meliputi kompetensi, latar belakang pendidikan, sertifikasi yang dimiliki, serta kualifikasi lainnya. Kemampuan yang ditampilkan diharapkan dapat mengangkat ‘nilai’ karyawan tersebut di bursa kerja.

Informasi karyawan yang terpapar di platform elektronik di atas menjadi sumber ketertarikan perusahaan pada individu yang bersangkutan. Perusahaan menimbangnya sebagai kandidat untuk mengisi posisi lowong dalam organisasi. Perusahaan akan menghubungi kandidat tersebut, mengundangnya untuk mengikuti proses wawancara.

Wawancara bertujuan untuk mengenal lebih jauh kualifikasi kandidat yang dipertimbangkan. Kandidat yang dianggap memiliki kompetensi terbaik dan paling sesuai untuk menangani pekerjaan yang lowong di perusahaan ditawarkan untuk bergabung.

Walau tercapai kesepakatan dalam proses tawaran kerja antar perusahaan dan calon karyawan, perusahaan perlu melakukan pemeriksaan latar belakang (background check). Background check penting dilakukan guna memvalidasi informasi yang diberikan calon karyawan tersebut.

Background check tentang latar belakang pendidikan dilakukan melalui universitas yang diakui sebagai tempat kandidat menyelesaikan pendidikannya.

Background check tentang riwayat pekerjaan, jabatan, dan kinerja dilakukan melalui perusahaan tempat kandidat bekerja. Biasanya pihak yang dihubungi adalah bagian yang mengeluarkan Surat Referensi Kerja (Reference Letter), umumnya surat sedemikian dikeluarkan oleh bagian Sumber Daya Manusia (SDM).

Background check tentang sertifikasi dan kualifikasi lainnya dilakukan kepada pihak yang menyelenggarakan sertifikasi dan kualifikasi tersebut.

Jasa Pengecekan

Pentingnya pengecekan latar belakang calon karyawan menjadi lahan bisnis tersendiri. Beberapa perusahaan didirikan sebagai agen penyedia jasa pengecekan latar belakang, baik yang beroperasi lokal maupun internasional.

Keuntungan menggunakan agen sedemikian lebih pada efisiensi waktu dan tenaga kerja. Agen pengecekan latar belakang memiliki keahlian dan jaringan, sehingga bisa menggapai berbagai sumber pengecekan walau tersebar di berbagai penjuru.

Laporan pengecekan latar belakang yang dikeluarkan agen cukup lengkap, tak hanya meliputi riwayat pekerjaan, pelatihan, pendidikan, sertifikasi, dan kualifikasi lainnya. Mereka juga menyertakan pengecekan identitas, catatan kriminal (termasuk keterlibatan kegiatan terorisme dan kasus narkoba), cacat keuangan (kasus fraud, daftar hitam bank, kebangkrutan, dan lain-lain), jejak rekam media, serta keterlibatan dalam politik (politically exposed person). Secara umum dikatakan, keterlibatan dalam politik bisa memiliki risiko praktik penyuapan dan korupsi, jika orang tersebut menggunakan posisi dan pengaruhnya.

Lulusan Luar Negeri

Background check biasanya dilakukan sebelum kandidat terpilih bergabung dengan perusahaan. Namun hal ideal seperti itu kadang-kadang tidak terjadi karena berbagai situasi: kebutuhan mendesak untuk segera mengisi posisi lowong, tanggapan yang lama atau lambat dari sumber pengecekan, kelengkapan dokumen dari karyawan yang bersangkutan, dan lain-lain.

Situasi di atas membuat background check bisa saja masih berlangsung di saat kandidat sudah bergabung dalam perusahaan, dan menjalani masa percobaan karyawan baru (probationary period).

Di suatu perusahaan, seorang karyawan baru sudah bekerja selama beberapa minggu ketika agen yang membantu pengecekan latar belakangnya mengirim laporan kepada perusahaan. Semua aspek dalam pengecekan baik, kecuali latar belakang pendidikan. Terdapat perbedaan antara apa yang tertera dalam resume karyawan baru itu dengan pernyataan pihak universitas tempat ia kuliah. Pihak universitas yang berlokasi di Zurich (Swiss) menyatakan, karyawan baru itu mengambil beberapa topik pelajaran yang sifatnya seperti ‘kursus singkat’ dalam beberapa bulan dengan penilaian, bukan bagian dari program kesarjanaan. Karyawan baru tadi menggunakan data penilaian ‘kursus singkat’ sebagai transkrip kesarjanaan. Karyawan itu mungkin tidak pernah menyangka, pengecekan latar belakang bisa dilakukan hingga menggapai kontak universitas di negara Swiss.

Di perusahaan lainnya hal yang mirip dengan keadaan di atas terjadi. Karyawan baru menyatakan ia lulus dari universitas di Australia. Hasil laporan agen tentang pengecekan latar belakang pendidikannya menyatakan, karyawan baru itu pernah mengecap pendidikan di universitas tersebut selama setahun, namun tidak pernah menyelesaikan program pendidikannya. Pantas saja karyawan baru itu terus menunda penyerahan tanda lulus (diploma kesarjanaan) kepada bagian Sumber Daya Manusia (SDM), karena ia memang tidak pernah menamatkan kuliahnya.

Kedua karyawan yang berbohong tentang pendidikannya di atas bernasib sama. Keduanya dikeluarkan dari perusahaan, tak lulus masa percobaan,

Jaringan Antar Perusahaan

Rekam jejak akan ada jika seseorang bekerja di suatu perusahaan. Tak akan menjadi masalah jika rekam jejak itu positif, referensi tentang karyawan itu pasti baik. Namun, akan menjadi masalah jika karyawan meninggalkan hal negatif di perusahaan tempatnya dulu bekerja.

Di suatu pagi, telepon berdering di ruang Chief Human Resources Officer (CHRO) suatu perusahaan. Kolega dari perusahaan lainnya menghubungi, menanyakan apakah ada karyawan baru bernama X yang bergabung dengan perusahaan itu. Karyawan X tersebut bekerja di perusahaan lain tadi sebelum bergabung dengan perusahaan sekarang.

Memang betul, seorang karyawan bernama X baru saja bergabung. Kolega tadi menghubungi untuk meminta bantuan menyampaikan pesan tagihan kepada karyawan X. Ternyata karyawan X pergi meninggalkan perusahaan sebelumnya tanpa melunasi pinjaman karyawan yang diambilnya ketika bekerja di perusahaan itu.

Jaringan antar perusahaan seperti di atas membantu menyaring perilaku karyawan yang kurang bertanggungjawab. Perusahaan saling bersaing mendapatkan kandidat terbaik, acap kali mengambil karyawan dari perusahaan sejenis. Namun tetap saja perusahaan saling bekerja sama dalam menegaskan integritas dan tanggung jawab karyawan.

Karyawan X menyadari ia wajib melunasi pinjamannya di perusahaan terdahulu. Jika tidak, ia tak akan lulus masa percobaan di perusahaan baru.

Pinjaman Karyawan

Sebuah perusahaan menyediakan fasilitas program pinjaman mobil (Car Loan Program) bagi karyawannya. Jangka waktu pinjaman paling lama lima tahun. Pelunasan dilakukan melalui pemotongan gaji karyawan sesuai jumlah pinjaman yang disetujui perusahaan, dan selama jangka waktu pinjaman.

Karyawan bebas menggunakan mobil yang dibeli dengan pinjaman dari perusahaan. Perusahaan hanya menyimpan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil sebagai jaminan.

Program pinjaman mobil berjalan dengan baik hingga suatu saat dilakukan kontrol administrasi melalui pengecekan kelengkapan BPKB mobil pinjaman. Dari sejumlah pinjaman, ada tiga BPKB mobil pinjaman yang tidak tersimpan di bagian penyimpanan dokumen. Berdasarkan penelusuran, ketiga BPKB tersebut dipinjam sementara oleh karyawan pengguna fasilitas Car Loan Program, untuk digunakan dalam proses perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). STNK memang perlu diperpanjang setahun sekali, BPKB diperlukan dalam proses perpanjangan STNK.

Setelah diingatkan, BPKB segera dikembalikan oleh dua orang karyawan yang meminjam tadi, mereka baru saja selesai memperpanjang STNK. Sementara karyawan yang seorang lagi berjanji akan mengembalikan. Ketika hari berganti, karyawan tersebut tak kunjung mengembalikan BPKB yang dipinjam. Lupa di mana BPKB disimpan, perlu dicari dulu, menjadi alasan penundaan pengembalian BPKB.

Kecurigaan bagian penyimpanan dokumen muncul melihat ketidakmampuan karyawan tadi mengembalikan BPKB mobil yang sebenarnya bersifat peminjaman sementara. Peminjaman sementara BPKB itu sudah berlangsung sepuluh bulan. Terjadi kelemahan kontrol administrasi, pada saat yang sama terjadi pemanfaatan kelemahan kontrol administrasi oleh karyawan.

Pemanggilan resmi pun dilakukan kepada karyawan tadi, untuk mempertanggungjawabkan keberadaan BPKB mobil pinjamannya. Karyawan itu mengakui, mobil telah dijual untuk keperluan pribadi. Surat Peringatan dan keharusan melunasi pinjaman diberlakukan, menjadi cacat dalam riwayat kerja karyawan tersebut.

Berbohong tentang latar belakang pendidikan, dan berbohong demi melepaskan diri dari tanggung jawab finansial, merupakan contoh ketidakjujuran pada diri sendiri.

Kejujuran yang dilakukan seseorang secara konsisten, secara langsung maupun tidak langsung akan membangun kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Sikap jujur bisa terlihat dan dinilai dari perkataan dan perbuatan yang ditunjukkan seseorang.

Kepercayaan tak bisa dibangun dalam sehari atau dua hari, kepercayaan dibangun berdasarkan pengalaman interaksi antar manusia dalam suatu masa atau periode. Kepercayaan bisa sirna atau rusak jika seseorang menodai kejujurannya. Seperti kaca yang retak, bisa diperbaiki dengan menempel retak di sana sini, tapi bayangan retak tetap saja terlihat.