Adriani Sukmoro

NASA

Mendengar kata NASA, yang pertama terbersit di kepala adalah astronaut yang memakai baju khas awak pesawat luar angkasa dengan topi penutup atau helm besar. Helm besar itu berfungsi untuk menahan tekanan gelembung dari baju khas tadi, dan memberi oksigen pada astronaut. Bagi saya, kata NASA juga memiliki asosiasi dengan kepintaran; mereka yang terpilih menjadi astronaut berlatar belakang teknik, atau teknologi, atau matematika, atau ilmu pengetahuan alam yang relevan lainnya.

Luar Angkasa

NASA, National Aeronautics and Space Administration, merupakan badan yang mengurus program penelitian luar angkasa.

Kantor pusatnya berada di Washington D.C., sementara ada sembilan kantor lainnya (field center) dengan fungsi masing-masing:

  • The John F. Kennedy Space Center di Merritt Island, negara bagian Florida – tempat peluncuran pesawat luar angkasa sejak Desember 1968
  • The Lyndon B. Johnson Space Center di Houston, negara bagian Texas
  • The Goddard Space Flight Center (GSFC) di Greenbelt, negara bagian Maryland
  • Jet Propulsion Laboratory di La Cañada Flintridge, negara bagian California
  • The Ames Research Center atau biasa disebut NASA Ames di Silicon Valley, negara bagian California
  • The NASA Neil A. Armstrong Flight Research Center di wilayah San Bernardino, negara bagian California
  • The George C. Marshall Space Flight Center di Redstone Arsenal, negara bagian Alabama
  • The Langley Research Center di Hampton, negara bagian Virginia
  • The John C. Stennis Space Center di wilayah Hancock, negara bagian Mississippi

Houston

Di suatu kesempatan, saya menemani anggota keluarga yang perlu mengikuti seminar di Houston. Nama kota itu tak asing di telinga, merupakan kota terpadat di negara bagian Texas. Beberapa warga tanah air penderita kanker berobat ke kota ini, ada rumah sakit yang menjadi pusat penelitian dan penyembuhan penyakit kanker.

Mengunjungi NASA tentu masuk dalam agenda saat mengunjungi Houston. Satu hari khusus sengaja disediakan untuk mengikuti tur lokal ke NASA usai mengikuti seminar.

Kompleks space center yang luas langsung terlihat setelah tiba di NASA Houston yang terletak di NASA Road. Bagian tubuh dari pesawat luar angkasa yang diletakkan di halaman menarik perhatian pengunjung, tulisan APOLLO tertera di tubuh pesawat tersebut, membuat pengunjung antri berfoto di situ. Apollo, pesawat luar angkasa yang terkenal, terutama Apollo XI, yang membawa astronaut Amerika Serikat mendarat di bulan. Bagian tubut pesawat luar angkasa yang dipajang itu kemungkinan hanya replika, tapi pengunjung tetap tak melewatkan kesempatan berpose di sana.

Ketika dibangun, space center di Houston ini dinamakan Manned Spacecraft Center. Namanya kemudian diganti menjadi Johnson Space Center untuk menghormati presiden Amerika Serikat ke tiga puluh enam, Lyndon B. Johnson, yang berasal dari negara bagian Texas.

Johnson Space Center berfungsi sebagai tempat menyeleksi dan melatih para calon astronaut sebelum mereka menjalani penerbangan luar angkasa yang sebenarnya. Space center ini juga dipakai untuk mengembangkan, memproduksi, dan mengirim orbit Space Shuttle, tempat mencoba sistem yang berhubungan dengan spacecraft.

Cukup banyak pengunjung Johnson Space Center saat itu. Berbagai video tentang luar angkasa dan persiapan calon astronaut bisa disaksikan, gambar-gambar luar angkasa dan para astronaut yang diterbangkan dengan pesawat Apollo juga ditampilkan. Foto Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins; ketiga astronaut Apollo 11 yang mendarat pertama kali di bulan, mendapatkan tempat tersendiri.

Pengunjung juga bisa mendapatkan pengalaman melayang di ruang hampa udara. Batu asli dari bulan pun turut dipajang, terlihat seperti batu yang ditemukan di bumi.

Space Shuttle Challenger

Di salah satu lantai, pengunjung bisa melihat foto besar yang terpampang di dinding, menampilkan tujuh astronaut Space Shuttle Challenger, lengkap dengan kostum astronaut mereka. Ketujuh astronaut tersebut terlihat tersenyum, pasti menyimpan kebanggaan terpilih dalam misi itu.

Pesawat Space Shuttle Challenger diluncurkan bulan Januari 1986 di pusat peluncuran NASA di Florida, disiarkan secara langsung oleh televisi Amerika. Tak dinyana, pesawat challenger itu gagal total; meledak tujuh puluh tiga detik setelah diluncurkan. Banyak warga Amerika yang menyaksikan pesawat itu meledak, terpecah belah; baik yang melihat secara langsung di Florida, maupun yang melihat melalui tayangan televisi.

Anggota keluarga astronaut pesawat challenger melihat peluncuran pesawat itu secara langsung di Florida. Bisa dibayangkan suasana duka yang meliputi mereka, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pesawat yang membawa orang yang mereka cintai meledak di udara.

Salah satu astronaut pesawat itu, Christa McAuliffe, menarik perhatian warga Amerika. Dia seorang guru yang terpilih dari sebelas ribu guru yang melamar dalam proyek NASA yang dinamakan Teacher in Space Project. Proyek ini dikhususkan untuk memberi kesempatan pada guru untuk ikut dalam penelitian luar angkasa. Mimpi Christa McAuliffe menjadi guru pertama yang terbang ke luar angkasa tak terwujud akibat petaka meledaknya pesawat challenger.

Karyawan NASA

Selama berada di space center Houston, mayoritas pekerja yang terlihat di ruang-ruang yang terbuka bagi pengunjung adalah karyawan pria. Kondisi ini semakin menguatkan data yang ada di berbagai perusahaan yang berhubungan dengan teknologi; persentase karyawan laki-laki lebih besar dari karyawan perempuan. Di NASA sendiri, tercatat 78.1% karyawan laki-laki dan hanya 21.9% karyawan perempuan.

Pearl I. Young menjadi karyawan perempuan pertama yang dipekerjakan NASA tahun 1922, pada saat itu NASA masih dinamakan NACA (National Advisory Committee for Aeronautics). Sementara untuk posisi astronaut, NASA menunjuk astronaut perempuan pertama kali tahun 1983, dua puluh empat tahun setelah penunjukan sekelompok astronaut pertama di NASA yang kesemuanya laki-laki tahun 1959. Sally Ride, sang pembuat sejarah dengan menjadi astronaut perempuan pertama yang diterbangkan ke angkasa luar. Setahun kemudian Judith Resnik menjadi astronaut perempuan kedua yang terpilih untuk proyek luar angkasa Amerika.

Saya menyimak dengan tekun saat seorang petugas menjelaskan tentang pelatihan yang harus dihadapi calon astronaut. Sebelum sah ditetapkan terbang ke luar angkasa, pelatihan yang harus dihadapi para astronaut cukup berat, pelatihan intensif yang cukup lama. Pelatihan itu diadakan di NASA Houston, tempat yang sedang saya kunjungi. Mereka harus mengikuti pelatihan dasar teknologi dan ilmu pengetahuan yang meliputi matematika, geologi, meteorologi, navigasi, oseanografi, dinamika orbit, astronomi, fisika, dan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi pesawat luar angkasa. Mereka juga harus mengikuti berbagai simulasi pesawat dan belajar bekerja sama sebagai awak pesawat.

Cendera Mata

Bepergian ke tempat jauh seperti NASA di Houston ini tentu membuat pengunjung membeli cendera mata. Saya hanya membeli T-shirt dan ballpoint NASA untuk kenang-kenangan. Ternyata lebih dari satu dekade kemudian, saya mendapat cendera mata yang sama, ketika seorang teman kuliah anggota keluarga mendapat kesempatan magang di Jet Propulsion Laboratory (JPL), salah satu field center NASA yang berlokasi di La Cañada Flintridge, negara bagian California. Teman kuliah anggota keluarga itu mengambil jurusan aeronautika, kesempatan magang di NASA sangat berharga baginya; bisa memuluskan jalan melamar ke NASA setelah lulus.

Kekaguman ada di kepala saat meninggalkan field center NASA di Houston. Di tempat itu dan kantor NASA lainnya, sekumpulan orang pintar, berlatar belakang ilmu pengetahuan alam (science), melek teknologi, dan penuh imajinasi, bekerja sama membangun hal-hal luar biasa. Seperti pepatah yang mengatakan, science and imagination go hand in hand in NASA.