Ada pepatah yang mengatakan, hidup ini adalah sebuah pilihan, pilihan yang dilakukan secara sadar. Langsung atau tidak langsung, segala keputusan dan tindakan seseorang telah melalui proses pilihan. Seseorang akan tumbuh menjadi sesuatu sesuai pilihan hidupnya.
Orang Pintar
Orang pintar mempunyai lebih banyak pilihan, begitu anggapan sebagian orang. Kemampuan kognitif orang pintar membuatnya mampu melakukan berbagai hal, di bidang akademis maupun di bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan memecahkan masalah, logika, dan kemampuan berpikir kritis.
Ketika lulus sekolah dan memasuki dunia kerja, orang pintar unggul dalam proses seleksi karena prestasi akademisnya yang terukir melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Semakin unggul lagi jika prestasi akademis itu dikombinasikan dengan kegiatan di luar sekolah (extracurricular activities), yang biasanya menggambarkan kemampuan orang tersebut dalam bersosialisasi.
Dalam perjalanan karier selanjutnya, orang pintar yang memiliki social influence, bisa menjadi menonjol dibandingkan karyawan lainnya, apalagi jika didukung oleh kemampuan kepemimpinan. Mereka bisa saja menapaki tangga karier hingga mencapai puncak sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan.
Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa mengancam kematian. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dan Aedes Albopictus yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan demam dan disertai perdarahan. Sejak tahun 2005 hingga kini, selalu ada berita tentang demam berdarah. Penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahaya penyakit DBD melekat di kepala setelah mendengar berita yang mengenaskan. Seorang karyawan wanita sebuah bank asing tempat saya bekerja dulu, merasa tidak enak badan saat bekerja di kantor, namun tetap meneruskan pekerjaan hingga jam kerja usai demi mengejar deadline. Suhu tubuhnya semakin meningkat ketika ia sudah berada di rumah, dan segera dibawa ke rumah sakit. Ternyata ia menderita penyakit DBD. Nyawanya tak tertolong, ia meninggal dunia di rumah sakit.
Beberapa hari kemudian, putra sulung karyawan tadi menderita demam. Rumah sakit menyatakan anak itu juga menderita DBD. Seperti ibunya, ia tak dapat diselamatkan, berpulang ke Sang Pencipta.
Para peneliti bidang medis sibuk melakukan penelitian pencegahan DBD. Prof Adi Utarini salah seorang diantaranya. Ia seorang siswa pintar yang menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Tak hanya mendapat gelar dokter, ia melanjutkan pendidikan strata dua (S2) di UCL Great Ormond Street Institute of Child Health, Inggris dan Universitas Umea, Swedia. Di Universitas Umea ini ia juga melanjutkan pendidikan dan meraih gelar doktor (S3). Penelitian doktoralnya dipusatkan pada pengendalian malaria.
Prof Adi Utarini bertugas sebagai pengajar dan peneliti di UGM, dengan spesialisasi pengendalian penyakit dan kualitas pelayanan kesehatan. Ia melakukan penelitian tentang pengurangan DBD melalui intervensi nyamuk ber-Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri yang jika diberikan pada nyamuk, dapat mencegah penyebaran virus dari nyamuk tersebut kepada manusia.
Hasil penelitiannya dianggap berkontribusi pada kesehatan masyarakat, membuahkan anugerah penghargaan pada Prof Adi Utarini sebagai 10 peneliti paling berpengaruh di dunia oleh jurnal ilmiah Nature tahun 2020. Namanya kemudian masuk dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh versi majalah Time (Time 100) tahun 2021.
Prof Adi Utarini memilih menggunakan kemampuan inteligensinya untuk menghasilkan hal yang bermanfaat bagi orang banyak dalam bidang kesehatan.
Kemampuan Sosial
Orang yang memiliki kemampuan sosial bisa memanfaatkan kemampuan itu dalam berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membangun relasi dengan orang lain dalam berbagai konteks sosial.
Dengan kemampuan sosialnya, seseorang dapat mencapai kesuksesan di dunia kerja. Ia bisa mendasari hubungan yang kuat dengan rekan kerja, atasan, dan klien; serta membangun networking guna membuka pintu untuk peluang-peluang baru.
Frank Abagnale Jr. memiliki kemampuan sosial yang menonjol. Namun ia memilih menggunakan kemampuan sosialnya itu untuk melakukan berbagai penipuan. Ia memanipulasi hubungan baik dengan orang tertentu dengan tujuan mendapatkan kepercayaan dan akses terhadap informasi rahasia atau data pribadi. Rekayasa sosial yang dilakukannya membuat ia bisa melakukan penipuan di bank, rumah sakit, kantor pengacara, berbagai perusahaan, bahkan bisa mengelabui orang dengan berpura-pura sebagai figur otoritas.
Tindakan penipuan yang dilakukannya membuat Frank Abagnale Jr. berkali-kali masuk penjara. Bahkan ia berani berbohong tentang pendidikannya dan beberapa pengalamannya dalam wawancara yang disiarkan televisi secara nasional di Amerika.
Hukuman terhadap Frank Abagnale Jr tidak pernah lama karena ia tak menghilangkan nyawa orang, lebih bersifat penipuan terhadap korporasi. Setelah menjalani beberapa kali hukuman, ia memilih untuk melakukan hal yang benar. Frank Abagnale Jr. menjadi Dewan Direksi untuk masalah penipuan perbankan (bank fraud), keamanan teknologi informasi (IT Security), dan laporan hukum penipuan keuangan (financial fraud law report). Ia juga tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat jaringan pertahanan penipuan LexisNexis (LexisNexis Fraud Defense Network), dan anggota Dewan Penasihat Universitas New Haven untuk program investigasi strata dua (Master in Investigation).
Kisah lika liku Frank Abagnale Jr diangkat ke layar lebar, menjadi film berjudul Catch Me If You Can, sesuai judul buku otobiografi yang ditulis Frank Abagnale Jr. Film itu meraih box office, menguntungkan produser Hollywood.
Hidup memang sebuah pilihan. Orang yang memiliki fondasi akal budi kuat cenderung melakukan pilihan hidup yang positif, yang patut dibanggakan. Namun orang bisa saja terjebak membuat pilihan hidup yang salah, yang akhirnya disesali. Bahkan orang bisa melakukan pilihan hidup yang melawan arus dan akhlak, yang menghantui seumur hidupnya.