Adriani Sukmoro

Qatar

Sepak bola sangat digemari kaum pria, menjadi salah satu olahraga favorit di negara-negara Asia, Eropa, dan Afrika. Pengecualian hanya terjadi di Amerika Serikat dan Australia, sepak bola dilakukan dalam bentuk berbeda di sana. Tak heran ajang World Cup, pertandingan sepak bola memperebutkan piala dunia yang diselenggarakan FIFA (federasi sepak bola internasional), menjadi tontonan paling mengundang perhatian dunia. Pemain yang terpilih dalam kesebelasan yang mewakili negaranya adalah pemain sepak bola terbaik dunia. Keberhasilan memenangkan pertandingan piala dunia sepak bola menjadi prestise tersendiri, kebanggaan yang seolah-olah menaikkan derajat negara pemenang.

World Cup 2022

Pertandingan World Cup sepak bola diadakan empat tahun sekali. Pamor dan prestisenya membuat banyak negara memperebutkan kesempatan menjadi tuan rumah penyelenggara World Cup. Negara yang berminat menjadi tuan rumah harus mengikuti proses penawaran (bidding), dana yang harus ditempatkan dalam penawaran tidak sedikit.

Dalam sejarah penyelenggaraannya, kerja sama Jepang dan Korea Selatan membuat kedua negara itu berhasil menjadi negara Asia pertama yang terpilih sebagai tuan rumah World Cup 2002. Pertandingan final tahun 2002 itu dilakukan di Stadion Nissan di Yokohama, Jepang.

Benua Asia kembali bangga ketika Qatar terpilih sebagai tuan rumah World Cup 2022. Acara pembukaannya dilakukan hari Minggu 20 November lalu di stadion Al-Bayt, yang letaknya sekitar 35 km dari ibukota Doha.

Melangkah ke Qatar

Qatar yang sedang menjadi sorotan dunia di pesta piala dunia sepak bola membuat saya mengingat kembali kunjungan ke negeri itu. Kunjungan yang tak direncanakan. Saat itu salah satu perusahaan yang dimiliki Qatar Telecom (QTel) di Indonesia sedang membutuhkan tenaga professional di jajaran direksi. Saya menjadi kandidat yang dipertimbangkan. Dalam proses pengangkatan tenaga professional tersebut, saya harus  bertemu dengan manajemen kantor pusat QTel.

Saya pun terbang ke Doha, ibukota Qatar, tempat kantor pusat QTel berada pada bulan Maret 2012. Penerbangan dilakukan dengan Qatar Airways. Iklan Qatar Airways langsung ditampilkan saat pesawat take off. Wajah Gerard Piqué, pemain sepak bola kelas dunia, mantan suami penyanyi Shakira, muncul dalam iklan itu. Ada beberapa pemain sepak bola lainnya yang muncul dalam iklan yang sama. Tak heran melihat hal itu. Pada saat itu Qatar telah resmi menjadi tuan rumah World Cup 2022, FIFA mengumumkannya di akhir 2010.

Penerbangan yang nyaman, bukan saja karena cuaca mendukung, tapi juga karena pelayanan yang baik dari para awak pesawat Qatar Airways. Saat memulai penerbangan, semua awak pesawat berpakaian lengkap dengan blazer merah dan topi apik berwarna merah. Ketika tanda sabuk pengaman telah dipadamkan, awak pesawat menanggalkan blazer merahnya, bergerak leluasa dengan blus putih lengan pendek melayani penumpang.

Domba (lamb) disajikan sebagai menu makan siang saat itu. Saya kurang bisa menikmatinya, ada bau prengus yang tercium. Pramugari sempat bertanya mengapa saya tak menghabiskan makan siang; menu domba itu mungkin menu andalan dan makanan umum warga Qatar. Selama tinggal di Doha, daging domba selalu muncul dalam daftar menu makan siang dan makan malam.

Ciri khas Timur Tengah langsung terlihat saat mendarat di bandara internasional Hamad, Doha. Pria mengenakan baju putih panjang yang longgar hingga mata kaki dan penutup kepala lalu lalang di bandara. Cuaca panas yang sudah lazim di Doha dan tempat-tempat lainnya di Qatar tak terasa, bandara internasional itu sangat nyaman dan bersih. Perjalanan menuju tempat penginapan diisi dengan pemandangan jalan raya yang mulus dan gedung tinggi, tak terlihat padang pasir yang tandus. Pohon palem terlihat di beberapa sisi jalan.

Negeri Kecil di Benua Asia

Berdasarkan luas negara, Qatar adalah negara terkecil ke delapan di benua Asia setelah Maladewa, Singapura, Bahrain, Brunei, Palestina, Siprus, dan Lebanon. Luasnya hanya 11.571 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 2.931.000 (tahun 2021). Bandingkan dengan luas Indonesia 1.905.000 juta km persegi, dengan jumlah penduduk sekitar 276.000.000 (tahun 2021).

Qatar terletak di Timur Tengah, sebuah negara emirat di semenanjung kecil Jazirah Arab di Asia Barat. Pemimpin negaranya disebut Emir, yang sekaligus berfungsi sebagai Panglima angkatan bersenjata dan penjamin konstitusi. Arab Saudi menjadi tetangga negara ini, satu-satunya batas darat, selebihnya berbatasan dengan Teluk Persia.

Penduduk Qatar mencari nafkah dengan menggembala binatang, menangkap ikan, dan menyelam mutiara. Penemuan sumber minyak membawa Qatar dari kemiskinan menuju kemakmuran ekonomi.

Walau pemimpin negara ini mempunyai kekuasaan luar biasa, namun Qatar berkembang menjadi negara terkaya di Timur Tengah dibandingkan negara-negara lainnya yang diuntungkan dengan keberadaan sumber minyak di tanah mereka. Bahkan Qatar menjadi negara kaya kedua di benua Asia setelah Singapura. Tak heran Qatar berani mengajukan diri sebagai tuan rumah World Cup 2022, dengan menempatkan hampir 200 juta dollar dalam proses penawaran. Qatar mengalahkan negara lain yang berminat: Australia hanya bisa menempatkan 42,7 juta dollar, Inggris dengan 24 juta dollar, Amerika Serikat dengan 5 juta dollar.

Tenaga Kerja

QTel menyediakan akomodasi hotel berbintang lima bagi saya saat berkunjung ke Doha. Letak hotel itu di jalan Diplomatic, di lokasi yang berseberangan dengan kantor pusat QTel. Tak perlu menaiki taksi, dari hotel tempat menginap saya hanya menyeberang jalan dan berjalan kaki sedikit untuk mencapai kantor pusat QTel. Sekarang gedung QTel itu disebut Ooredoo Tower, sejalan dengan pergantian nama perusahaan tersebut tahun 2013.

Saat sarapan pagi di hotel, saya melihat pekerja yang melayani di restoran hotel itu bukan warga lokal, semuanya tenaga impor. Langsung saja saya mengenali pelayan berkebangsaan Indonesia dan Filipina, sempat mengobrol dengan mereka. Mereka mendapat kesempatan kerja di Qatar melalui agen yang menyalurkan tenaga kerja asing ke perusahaan-perusahaan di Timur Tengah.

Salah seorang pramugari Qatar Airways yang saya tumpangi saat kembali ke Jakarta juga berasal dari Indonesia. Cukup bangga melihat pramugari itu, yang lancar berbahasa Inggris, tidak kalah sigap dengan pramugari berdarah Timur Tengah.

Doha city tour dan desert safari ditawarkan sebagai destinasi wisata di Qatar. Walau ingin tahu pemandangan seputar Doha, dan bagaimana rasanya naik unta di padang pasir, saya tak berani mengikuti tawaran wisata itu. Ada kekhawatiran akan tata cara busana dan kenyataan saya, seorang perempuan, seorang diri di negeri Timur Tengah itu. Mungkin berlebihan, tapi rasa kurang nyaman saat itu tak bisa dihilangkan.

The only trip you will regret is the one you don’t take. Pepatah ini tepat untuk menggambarkan, seandainya waktu diulang, saya pasti akan pergi melihat-lihat seputar Doha, dan menikmati desert safari.