Adriani Sukmoro

Pembicara

Beberapa pemimpin dari perusahaan berbeda berkumpul di suatu restoran, menikmati makan malam. Bidang pekerjaan yang sama membuat mereka bertemu di berbagai kegiatan dan jadi saling mengenal. Pertemuan itu diisi pembicaraan tentang berbagai hal, salah satunya membahas undangan seminar yang beredar di berbagai media komunikasi, seminar yang berhubungan dengan bidang pekerjaan mereka.

Pembicara Seminar

Para pemimpin tadi membahas nama-nama pembicara yang tertulis dalam flyer seminar. Nama-nama itu memang sudah tak asing lagi, sering muncul sebagai pembicara. Sepertinya nama pembicara tersebut mempunyai daya tarik tersendiri, berhasil menarik peserta seminar, membuat penyelenggara kegiatan sejenis kerap menggunakan mereka sebagai pembicara.

Namun para pemimpin tadi justru mempertanyakan, apakah penyelenggara seminar tak memeriksa kredibilitas pembicara? Apakah para pembicara itu mempraktikkan konsep atau teori yang dipresentasikan dalam seminar? Apakah penyelenggara hanya mementingkan kemahiran pembicara menyampaikan materi seminar? Pertanyaan itu muncul dipicu oleh pengetahuan para pemimpin tadi tentang perilaku kerja beberapa pembicara di kantor mereka.

Boleh saja para pemimpin di atas tak setuju atas tampilnya beberapa nama yang dianggap tak layak sebagai pembicara seminar, namun kenyataannya, peserta seminar merasa lebih nyaman jika menyerap pengetahuan dari pembicara yang mampu menyampaikan konsep atau teori dalam bahasa yang mudah dimengerti. Apalagi jika pembicara memiliki sense of humor atau kemampuan ekstra lainnya; seperti berpantun, membuat intellectual quiz, main sulap; sesi pemaparannya jadi tak membosankan.

Eksekusi

Tak semua orang berbakat menjadi pembicara andal. Pembicara andal memiliki talenta dalam menyampaikan ide secara jelas dan terstruktur (articulate), menginspirasi, persuasif, dan mampu menarik perhatian hadirin (engaging manner). Talenta sedemikian biasanya ditunjang oleh kecerdasan emosional dan teknik komunikasi.

Namun tak ada jaminan pembicara andal mempraktikkan apa yang dikemukakannya. Mempraktikkan konsep atau teori membutuhkan kemampuan eksekusi. Eksekusi melibatkan kemampuan berpikir strategis, perencanaan rinci, pemecahan masalah, manajemen sumber daya, memastikan kelanjutan proses hingga selesai (follow through).

Pembicara andal biasanya fokus pada gambaran besar tentang ide atau visi yang dikemukakannya (big picture). Sementara eksekusi membutuhkan penerjemahan ide atau visi itu ke dalam langkah nyata, mengimplementasikan ide-ide menjadi kenyataan melalui aksi dan upaya. Tak jarang pembicara andal kurang tertarik memperhatikan detail rangkaian kerja, cenderung bergantung pada anggota timnya untuk melakukan eksekusi atau implementasi pekerjaan, pendelegasian tugas menjadi pola kerja pembicara andal. Jika bergantung sepenuhnya, delegasi menjadi timpang, pembicara andal tadi tak terlibat dalam proses, hanya memikirkan konsep.

Perkataan dan Perbuatan

Orang bijak mengatakan, actions speak louder. Boleh saja orang kagum akan kemampuan pembicara menjelaskan materi yang dipaparkan, mendengar perkataan mereka dengan saksama, namun hal itu perlu disertai praktik yang dilakukan pembicara dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku pembicara bisa diamati, khususnya bila pembicara itu dikenal publik secara luas.

Seperti kisah seorang pembicara yang tampil secara rutin di layar kaca televisi, membagi berbagai materi bersifat motivasi dan pengembangan diri kepada pemirsa. Kehadirannya setiap minggu membuat pembicara itu dikenal sebagai motivator andal. Banyak yang mengambil hikmah dari materi yang dipaparkan pembicara tadi, penuh dengan hal-hal baik yang mampu memompa motivasi pendengar ataupun pembaca tulisannya.

Namun di suatu saat, seseorang mengaku sebagai anak kandung yang tak pernah diakui pembicara tadi. Pembicara itu menyangkal keras, dan meminta dilakukan tes DNA. Publik pun jadi tertarik mengikuti kasus itu. Tes DNA membuktikan, orang tersebut memang anak kandung pembicara tadi. Peristiwa itu menjatuhkan kredibilitas sang pembicara, ia tak mempraktikkan apa yang dibagikannya kepada pemirsa. Menyangkal keberadaan anak sendiri sulit diterima akal sehat, kepercayaan publik pun lenyap. Ia pun kehilangan programnya di layar kaca televisi dan berbagai kesempatan bisnis lainnya.

Orang lain bisa mendengar ketika seseorang berbicara. Orang lain juga bisa melihat ketika seseorang berbuat. Keraguan mungkin timbul saat mendengarkan perkataan seseorang, namun keraguan sirna ketika melihat perbuatan seseorang. Perbuatan menimbulkan dampak kepercayaan. Betul adanya, actions speak louder.