Olahraga identik dengan hal-hal positif. Dikatakan bahwa mereka yang gemar berolahraga akan memupuk tubuh menjadi sehat. Dikatakan pula, mereka yang berolahraga lebih berperilaku positif. Berolahraga melatih fisik; latihan fisik menjadi bagian penting dalam kesehatan tubuh dan mental.
Negara Tetangga
Lima negara di kawasan Asia Tenggara membentuk asosiasi ASEAN (the Association of Southeast Asian Nations) tahun 1967. Melalui asosiasi itu, kelima negara tersebut (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina) menggalang kerja sama politik dan ekonomi serta stabilitas regional.
Keeratan hubungan antar negara ASEAN itu pun berkembang. Selama beberapa tahun diadakan pertunjukan seni dari negara-negara yang tergabung dalam asosiasi ASEAN. Pertunjukan seni itu ditangani dengan sungguh-sungguh, penyanyi ternama dan penari pilihan dari masing-masing negara tampil dalam acara tersebut, memperkenalkan lagu-lagu daerah dan tarian daerah negara mereka. Secara bergiliran setiap negara anggota asosiasi menjadi tuan rumah pertunjukan seni, yang disiarkan secara langsung oleh televisi nasional di masing-masing negara. Bisa tampil dalam pagelaran seni ASEAN itu pun bergengsi bagi para pengisi acara, mereka menjadi duta seni bangsa.
Pesta Olahraga
Hubungan asosiasi ASEAN semakin berkembang dengan penyelenggaraan pertandingan olahraga antar negara di semenanjung Asia Tenggara. Pada awalnya ada enam negara (Thailand, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Laos) yang menyelenggarakan Southeast Asian Peninsular Games. Kemudian pertandingan olahraga itu diubah namanya menjadi SEA Games (the Southeast Asian Games). Indonesia, Brunei Darussalam, dan Filipina turut diajak berpartisipasi dalam pesta olahraga tersebut disamping negara-negara pendirinya tadi.
SEA Games diadakan setiap dua tahun sekali. Jangka waktu pendek yang tentunya bagus bagi para atlet. Mereka punya ajang untuk terus mengasah diri dan mengukur hasil kerja kerasnya dalam jangka waktu yang tak lama, seperti misalnya Asian Games yang diadakan empat tahun sekali.
Sejak bergabung dalam SEA Games, Indonesia telah menjadi tuan rumah pesta olahraga itu sebanyak empat kali, sama seperti Singapura dan Thailand. Sementara Malaysia dan Filipina sudah lima kali menjadi tuan rumah pesta olahraga SEA Games.
Prestasi Atlet, Prestise Negara
SEA Games ke tiga puluh dua baru saja berakhir 17 Mei 2023 lalu. Kamboja menjadi tuan rumah pesta olahraga itu. Sorotan tertuju pada tuan rumah; keberhasilan Kamboja menduduki peringkat keempat dalam perolehan medali dianggap tak wajar. Kamboja berhasil mengumpulkan delapan puluh satu medali emas, hasil yang fantastis jika dibandingkan prestasi negara itu selama berpuluh tahun SEA Games diselenggarakan. Kamboja hanya berhasil duduk di peringkat ke delapan tahun 2017, 2019, 2021. Bahkan hanya delapan medali emas yang diperoleh tahun 2021, empat medali emas tahun 2019, dan tiga medali emas tahun 2017. Perolehan medali emas yang sangat jauh dibandingkan hasil Kamboja di tahun 2023 saat negara itu menjadi tuan rumah SEA Games.
Hal itu dimungkinkan karena, selain cabang olahraga standar yang harus dipertandingkan, tuan rumah SEA Games berhak menentukan cabang olahraga tambahan atau cabang olahraga yang ditiadakan. Disamping itu, tak ada batas jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan. Kesempatan untuk memungkinkan atlet tuan rumah mendapatkan medali emas pun tak dilewatkan. Negara tuan rumah biasanya sengaja mempertandingkan cabang olahraga yang dikuasai para atlet negaranya, dan sengaja meniadakan cabang olahraga yang bukan andalan atlet mereka.
Di awal kepesertaannya, Indonesia langsung menjadi juara umum SEA Games selama empat kali berturut-turut (1977, 1979, 1981, 1983). Tradisi juara umum diteruskan lagi di tahun 1987, 1989, 1991, 1993, 1997; sehingga Indonesia menjadi juara umum sembilan kali. Namun setelah itu, Indonesia seperti kehilangan kekuatannya dalam peta olahraga di kawasan Asia Tenggara. Dibutuhkan empat belas tahun untuk menjadi juara umum lagi di tahun 2011, itupun dipengaruhi faktor Indonesia sebagai tuan rumah yang berhak memilih cabang olahraga yang dipertandingkan. Setelah itu Indonesia tak pernah menjadi juara umum lagi, bahkan tak masuk dalam tiga besar SEA Games di tahun 2007, 2013, 2015, 2017, 2019.
Secara umum prestasi Indonesia di SEA Games menurun sejak kejatuhan Orde Baru. Ada yang bertanya, apakah pergulatan politik dalam negeri membuat perhatian pada pengembangan olahraga menjadi terkesampingkan? Sementara secara umum dikatakan, prestasi para atlet dalam pesta olahraga antar negara menjadi prestise suatu negara.
Orang tak bisa menyangkal anggapan bahwa negara yang berhasil menjadi juara umum dalam pertandingan olahraga, mendukung pengembangan olahraga dan atlet melalui dana yang disediakan, pencarian talenta olahraga di penjuru negeri, dan program yang diterapkan. Negara tersebut sering dianggap peduli pada kesehatan dengan menggalakkan olahraga di negerinya.
Nilai Etis
Penyelenggaraan pertandingan olahraga menjadi ajang para atlet untuk mengukir prestasi. Di antara sesama atlet, tercipta respek terhadap atlet yang berhasil menjadi yang terbaik, atau tercepat, atau pengumpul poin terbanyak; karena mereka tahu kerja keras yang telah dijalani untuk mengukuhkan diri sebagai sang juara di jenis olahraga yang ditekuni.
Dalam pertandingan olahraga, ada nilai etis yang dipegang setiap atlet yang bertanding. Ketika pertandingan usai, atlet yang kalah dan atlet yang menang saling berjabat tangan; perilaku yang bersifat saling menghormati, mengakui, dan telah berlaga dalam pertandingan positif, tak ada pihak yang melakukan kecurangan atau merugikan lawan. Sportivitas dipegang teguh dalam pertandingan olahraga, memastikan atlet yang menang memang pantas untuk menang.
Pesta olahraga SEA Games bisa berkurang nilainya jika cabang olahraga yang dipertandingkan bertujuan memaksimalkan jumlah medali emas yang bisa didulang tuan rumah. Mungkin saatnya SEA Games mengacu pada cabang olahraga yang dipertandingkan di tingkat Olimpiade, atau setidaknya di tingkat Asian Games. Sportivitas akan terjaga bila hal itu dilakukan.